Sumber: Bloomberg | Editor: Anna Suci Perwitasari
Harga minyak telah mengalami penurunan terbesar setiap Arab Saudi meluncurkan perang harga untuk mengusir pasar pesaingnya keluar dari pasar minyak global.
Analis pun memperkirakan, harga minyak akan terus turun karena dampak ekonomi dari virus corona dan juga perang harga ini.
Prospek perang harga pada kehancuran minyak bertambah jika AS terus menggenjot produksi minyaknya.
Baca Juga: Sempat tembus US$ 1.700 per ons troi, harga emas mulai tertahan perang harga minyak
Kini Arab Saudi dan Rusia sama-sama bersaing menggelontorkan minyaknya. Saudi Aramco, produsen minyak Arab Saudi mengatakan kepada beberapa pelaku pasar bahwa mereka berencana meningkatkan produksi di atas 10 juta per barel pada bulan depan. Bahkan tak menutup kemungkinan produksi minyak Aramco dapat tembus ke 12 juta barel per hari.
Rusia pun membalas, dengan mengatakan bahwa perusahaan minyak di Rusia bebas memompa minyak sebanyak yang mereka bisa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News