kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wacana holding company dorong saham KAEF dan INAF


Selasa, 26 Januari 2016 / 21:47 WIB
Wacana holding company dorong saham KAEF dan INAF


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rencana Kementerian BUMN untuk membentuk holding company untuk sektor farmasi bikin saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menguat. Secara fundamental KAEF masih sangat menarik, apalagi tahun ini rencana mereka akan membangun pabrik baru di Cikarang yang akan terealisasi pada 2018 mendatang.

Muhammad Ikhsan Burhanuddin, Analis NH Korindo Securities mengatakan bahwa prospek saham KAEF masih sangat baik. Isu holding company masih menjadi sentimen positif, tak hanya KAEF, INAF dan Bio Farma juga merasakan dampak dari sentimen tersebut.

"Prospek KAEF masih ada peluang, soalnya terakhir ada rencana kementerian BUMN mau bentuk holding company. Salah satunya dengan digabungnya KAEF, INAF dan BIO Farma," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (26/1).

Rencana tersebut merupakan wacana lama pada era Presiden kelima Megawati Soekarno Putri dan baru terealisasi pada era Presiden Joko Widodo. Bahkan wacana ini sempat membuat saham INAF menguat begitu tajam pada perdagangan kemarin

Selain itu, secara fundamental juga KAEF sangat baik. Tahun ini KAEF menganggarkan capital expenditure sebesar Rp 1 triliun di mana salah satunya digunakan untuk membangun pabrik. Perolehan laba tahun ini juga diprediksi akan menyentuh Rp 260 miliar.

KAEF juga akan melakukan Rights Issue dalam waktu dekat untuk mendapatkan dana segar senilai Rp 1 triliun yang salah satunya untuk biaya pembangunan pabrik. Dengan adanya pabrik baru itu, nantinya beban usaha akan terkoreksi signifikan karena bahan baku bisa diproduksi tanpa harus diimpor.

"Sekarang saham publik 9% dan sisanya pemerintah 90%, masalah persentasenya masih dalam proses di DPR. Mengacu pada undang-Undangan no. 12 tahun 2012, KAEF bisa rights issue maksimal 20% tapi itu masih menunggu proses di DPR," lanjutnya.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia mengatakan bahwa rencana pemerintah melakukan merger terhadap perusahaan farmasi milik BUMN dirasa sangat baik. Ia menilai ini akan membikin saham KAEF dan INAF akan membaik.

"Kalau holding company yang pemerintah mau itu bagus. Pemerintah mau gabungkan untuk menyederhanakan dan menguatkan BUMN, jadi merger BUMN farmasi itu memang sudah sepantasnya," ujarnya.

Rencana tersebut bahkan saat ini membuat saham perusahaan farmasi BUMN sudah atraktif di pasar modal. Dirinya yakin, bila itu dapat terealisasi maka pemerintah akan diuntungkan.

Saat ini KAEF dan INAF memang menjadi saham yang menarik di bursa. "Itu akan bagus kok buat KAEF. Ya rencana tersebut akan baik jadi tinggal tunggu realisasinya saja bagaimana," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×