Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) ingin berfokus kepada pengembangan obat berbasis herbal. INAF pun sudah menyelesaikan renovasi pabrik obat herbalnya. Dengan ini, INAF mengincar tambahan pendapatan.
"Tahun depan, kami menargetkan pendapatan (obat herbal) Rp 50 miliar. Saat ini masih menunggu proses kualifikasi dan sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," kata Yasser Arafat, Sekretaris Perusahaan INAF, kepada KONTAN, Selasa, (22/12).
Tahun depan, INAF memperkirakan pabrik obat herbalnya dapat beroperasi dengan utilisasi 50%. Lalu di 2017, pabrik obat herbalnya bisa berutilisasi 90%. Sehingga INAF dapat memenuhi kebutuhan bahan baku herbal yang berkelanjutan di 2019.
Pada akhir tahun ini, INAF memperkirakan dapat mengantongi laba Rp 10,02 miliar. Angka tersebut menanjak 763,79% dari realisasi Rp 1,16 miliar di 2014. Lalu pendapatannya diproyeksikan bertumbuh 18,11% dari Rp 1,38 triliun menjadi Rp 1,63 triliun.
Sampai November, INAF masih merugi Rp 22,78 miliar. Menurut Yasser, peningkatan penjualan telah menurunkan kerugian INAF dari Rp 24,81 miliar di periode yang sama tahun lalu. Hingga November, pendapatan yang INAF kantongi tumbuh 15,74% dari Rp 1,08 triliun menjadi Rp 1,25 triliun. Angka tersebut memenuhi 76,68% target perseroan tahun ini.
Saham INAF tutup di harga Rp 162 atau memerah 0,61% dibanding hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News