Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Juni 2020, volume penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencapai 1.3 juta. Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan, pencapaian ini lebih tinggi 30% dibanding Juni tahun lalu yang hanya sebesar 1 juta ton.
“Disebabkan karena adanya perbedaan waktu masa lebaran, dimana tahun lalu jatuh di bulan Juni,” ujar Marcos kepada Kontan.co.id, Kamis (17/7).
Baca Juga: IHSG menguat 0,66% ke 5.064 pada akhir perdagangan Senin (13/7)
Jika diakumulasikan, penjualan semen konstituen Indeks KOMPAS100 tersebut di sepanjang semester pertama tahun ini sekitar 7.2 juta ton. Capaian ini lebih rendah 8% dibanding semester pertama tahun lalu.
Namun, memasuki semester kedua 2020, Marcos melihat optimisme pasar kembali menggeliat pasca dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB), termasuk juga sektor konstruksi baik pemerintah maupun swasta. Dia optimis pencapaian Indocement pada paruh kedua tahun ini akan lebih baik dari semester pertama.
Baca Juga: Mirae Asset Sekuritas naikkan rekomendasi saham Indocement (INTP), ini alasannya
“Apalagi jika pemerintah juga dapat meluncurkan kebijakan kebijakan yang mendukung dunia usaha, kami optimis akan memberikan sinergi yang positif,” pungkas Marcos.
Dalam risetnya, analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengatakan, tingkat pangsa pasar (market share) domestik INTP di wilayah pasar utamanya, yakni Jawa Barat, mengalami peningkatan, dari 25% di Januari menjadi 26,1% di Mei 2020.
Hal ini karena beberapa produsen semen berskala kecil di Jawa Barat menghentikan produksinya karena adanya PSBB, yang pada akhirnya mengurangi tingkat persaingan di homebase INTP.
Andrey mengatakan, volume penjualan yang lebih baik pasca relaksasi PSBB di bulan Juni memang sudah diekspektasikan, dengan proyeksi pertumbuhan bulanan untuk Juni mungkin mencapai 30%-40% secara bulanan.
Baca Juga: Ini strategi Indocement (INTP) sehingga kantongi laba Rp 400 miliar di kuartal I 2020
Andrey juga menilai Fasilitas tambang terbaru milik INTP di Pamoyanan, Jawa Barat, bakal berdampak positif bagi INTP. “Tambang batu ini terletak di titik strategis, yaitu dekat dengan sejumlah proyek nasional strategis, misalnya kereta cepat Jakarta-Cikampek Bagian Selatan,” tulis Andrey dalam riset, Senin (6/7).
Andrey mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham INTP dengan target harga Rp 15.500 per saham. Hanya saja, ada beberapa risiko yang membayangi INTP, antara lain peraturan tentang kelebihan dimensi dan pemuatan berlebih atau over-dimension and over-loading (ODOL) hingga penundaan proyek infrastruktur hingga 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News