Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Hal ini karena beberapa produsen semen berskala kecil di Jawa Barat menghentikan produksinya karena adanya PSBB, yang pada akhirnya mengurangi tingkat persaingan di homebase INTP.
Andrey mengatakan, volume penjualan yang lebih baik pasca relaksasi PSBB di bulan Juni memang sudah diekspektasikan, dengan proyeksi pertumbuhan bulanan untuk Juni mungkin mencapai 30%-40% secara bulanan.
Baca Juga: Ini strategi Indocement (INTP) sehingga kantongi laba Rp 400 miliar di kuartal I 2020
Andrey juga menilai Fasilitas tambang terbaru milik INTP di Pamoyanan, Jawa Barat, bakal berdampak positif bagi INTP. “Tambang batu ini terletak di titik strategis, yaitu dekat dengan sejumlah proyek nasional strategis, misalnya kereta cepat Jakarta-Cikampek Bagian Selatan,” tulis Andrey dalam riset, Senin (6/7).
Andrey mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham INTP dengan target harga Rp 15.500 per saham. Hanya saja, ada beberapa risiko yang membayangi INTP, antara lain peraturan tentang kelebihan dimensi dan pemuatan berlebih atau over-dimension and over-loading (ODOL) hingga penundaan proyek infrastruktur hingga 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News