Reporter: Ade Jun Firdaus, Yohan Rubiantoro |
JAKARTA. Volume Penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) selama semester pertama 2010 lebih tinggi 12% dibandingkan produksi untuk periode yang sama tahun sebelumnya. "Pencapaian ini melebihi target kami," ujar Patrick Walser, Direktur SMCB, akhir pekan lalu, tanpa menyebutkan angka yang pasti.
Volume penjualan domestik dan ekspor SMCB di semester pertama tahun 2009 mencapai 2,34 juta ton. Sedang nilai penjualan di periode tersebut mencapai Rp 2,35 triliun.
Dari angka penjualan di paruh pertama tahun lalu tersebut, bisa diperkirakan bahwa volume penjualan SMCB untuk semester pertama 2010 sekitar 2,62 juta ton.
Manajer Corporate Communication Holcim, Budi Primawan, menyebutkan, Holcim menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% pada semester pertama tahun 2010.
Ia yakin, situasi ekonomi yang semakin bagus akan menaikkan permintaan terhadap semen. Tentu, ini akan membawa dampak positif bagi kinerja SMCB.
Budi tak menampik kenaikan tarif listrik di atas 10% bisa berdampak terhadap kenaikan harga semen Holcim. Namun, pengelola Holcim optimistis kenaikan harga tidak menyurutkan jumlah pengguna semen mereka. "Pelanggan kami akan tetap bertambah," ujar Budi.
Alasan Budi, Holcim memasang harga yang cukup kompetitif. Bila listrik naik seperti yang diperkirakan, SMCB tetap mempertahankan harga semen sebesar Rp 55.000 per sak dengan berat 50 kg.
Arief Wana, Analis Credit Suisse, optimistis produksi Holcim akan meningkat. "Pengeluaran infrastruktur masih sangat besar," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News