Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari ini, Senin (3/2), pasangan GBP/JPY terpantau melemah. Merujuk Bloomberg, pasangan GBP/JPY melemah 0,98% dan berada di level 141,70.
Analis Finnex Berjangka Nanang Wahyudin menyebut pelemahan ini imbas dari Brexit yang mengakibatkan ketidakpastian baru. Sebab keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa sudah diantisipasi pasar, sehingga dampak Brexit sebenarnya terbatas.
Baca Juga: Brexit sukses, peluang GBP/USD melaju
“Tapi ada sentimen baru karena Skotlandia menyatakan ingin tetap di Uni Eropa. Bahkan Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon kembali meminta Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mengesahkan referendum di Skotlandia,” jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Senin (3/2).
Akibat sikap Skotlandia dan pernyataan Perdana Menteri Skotlandia, Nanang menilai muncul benih-benih ketidakpastian baru yang membebani nilai tukar GBP. Selain itu, Inggris juga harus segera membuat kesepakatan dengan Eropa jika ingin ekonominya tetap stabil setelah masa transisi berakhir.
“Jika kesepakatan tidak terjadi selama masa transisi, maka barang-barang Inggris ke Eropa akan dikenakan tarif pajak. Jika ini terjadi, Inggris tentu akan terkena pukulannya karena nilai ekspor Inggris ke Eropa yang mencapai 45%,” tambah Nanang.
Baca Juga: Menanti kepastian Brexit, GBP/JPY berpotensi menguat
Sementara dari Jepang, kondisi JPY dinilai lebih stabil. Kendati di Jepang tengah ramai pembahasan mengenai pembuatan pro-kontra pembuatan mata uang digital. Deputi Gubernur Bank of Japan (BoJ) Masayoshi Amamiya mengatakan bahwa pihaknya tidak punya rencana mendadak untuk merilis mata uang digital Yen.
Namun, di sisi lain, Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di parlemen Jepang mengatakan bahwa mereka akan mengusulkan BoJ untuk mengeluarkan mata uang digital. Sekitar 70 anggota parlemen dari partai tersebut telah sepakat jika Yen digital diperlukan untuk menghadapi dampak jika Libra dari Facebook dan mata uang Yuan digital dirilis tahun ini.
“Jika nanti Yen digital dirilis, kondisi kebijakan keuangan yang memengaruhi suku bunga, harga aset, dan bank-bank tidak akan banyak berubah, meskipun mekanismenya bisa menjadi lebih rumit,” terang Nanang.
Baca Juga: Brexit kian dekat, GBP/USD masih tertekan
Pada perdagangan besok, Nanang menilai sentimen Brexit sudah tidak akan lagi cukup signifikan. Sentimen yang dinilai punya pengaruh besar adalah terkait virus Corona. Selain itu, pasar juga akan menanti serangkaian data ekonomi yang dirilis minggu ini, seperti rapat regular bank sentral Australia, dan non farm payroll Amerika Serikat.
Secara teknikal, setelah mengalami kenaikan di dua sesi perdagangan sebelumnya, di mana secara daily gagal tutup di atas moving 13, menjadikan ruang untuk kembali koreksi jangka pendek ke area 141.848. MACD yang berada di zona negatif, dan stochastic yang mulai bergerak landai, menjadikan ruang kenaikan lanjutan tertunda. Begitu juga indikator parabolik yang sudah berada di atas harga.
“Dengan kondisi tersebut, pasangan GBP-JPY akan kembali melemah pada perdagangan besok. Maka Sell akan menjadi opsi yang menarik dengan level resistance 142,857; 143,356; dan 143,608 sementara untuk level support 142,106; 141,854; dan 141,355,” tukas Nanang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News