kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Valuasi saham perbankan blue chip saat ini murah tapi ada risikonya


Rabu, 17 Juni 2020 / 20:19 WIB
Valuasi saham perbankan blue chip saat ini murah tapi ada risikonya
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan anjungan tunai mandiri Bank BRI di Tangerang Selatan, Senin (4/5). Kinerja bank pelat merah sampai dengan kuarta I 2020 tercatat masih positif. tercatat total kredit bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) masih


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menampakkan tajinya. Hari ini, IHSG menguat 0.03% ke level 4.987,776. Dalam sebulan, indeks telah menguat 10,50%.

Meski demikian, masih ada sejumlah saham penghuni Indeks LQ45 yang memiliki valuasi murah. Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, mengatakan saham perbankan bluechips saat ini sudah tergolong murah.

“Seperti saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), itu murah valuasinya,” ujar Hans kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6).

Baca Juga: Ini tiga skenario harga penutupan IHSG pada 2020 versi Mirae Asset sekuritas

Melansir RTI Business, per Rabu (17/6) saham BBRI memiliki price to earnings (PER) sebesar 11,7 kali, saham BMRI memiliki PER 7,2 kali, bahkan PER saham BBNI hanya 4,99 kali.

Analis Royal Investium Sekuritas Indonesia, Wijen Pontus menilai saat ini saat ini emiten perbankan menghadapi risiko akibat pandemi Covid-19, yakni risiko naiknya kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) yang diakibatkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi.

“Penyaluran kredit juga pasti turun,” ujar Wijen, Rabu (17/6).

Hans menilai, prospek emiten perbankan akan membaik seiring membaiknya perekonomian, sehingga tingkat pendapatan masyarakat pun membaik.

“Untuk bank-bank besar di Indonesia, kredit mungkin akan menghadapi restrukturisasi. Tetapi mungkin akan pulih seiring dengan perekonomian yang pulih,” sambung Hans. Hans menilai, perbankan besar di tanah air memiliki likuiditas yang baik.

Baca Juga: Ini 15 saham di indeks LQ45 yang punya PER paling rendah

“Jadi intinya ketika ekonomi membaik, perbankan akan recovery,” pungkas Hans.

Sementara itu, Analis Danareksa Sekuritas Eka Savitri menyematkan status overweight pada saham sektor perbankan. Eka mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan telah mengeluarkan dua peraturan untuk menangani dampak Covid-19 pada sektor perbankan.

Yang pertama adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 64 tahun 2020 mengatur rincian tentang skema fasilitas likuiditas pemerintah, khususnya mengenai distribusi tanggung jawab yang lebih baik di antara para pemangku kepentingan.

Sementara PMK No 65 tahun 2020 mengatur perincian tentang subsidi suku bunga untuk pinjaman pada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan pinjaman maksimum Rp 10 miliar dalam rangka mendukung pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Kedua kebijakan tersebut dapat diterjemahkan sebagai risiko yang lebih mudah dikendalikan untuk sektor perbankan,” papar Eka dalam riset, Selasa (9/6)

Dengan kebijakan tersebut, Danareksa Sekuritas melihat bahwa masalah yang yang dihadapi emiten sektor perbankan sudah tercermin dari harga saham saat ini.

Karena harga saham dari empat bank besar (BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI) telah menguat sekitar 13%-25,5% dalam sebulan, Danareksa menilai bahwa kekhawatiran pasar atas sektor perbankan sebagian besar telah teratasi.

Baca Juga: IHSG Hari Ini Naik Tipis, Saham BMRI Dibuang Asing, INDF Jadi Incaran

“Meskipun demikian, dalam pandangan kami dampak dari kebijakan ini akan sepenuhnya tercermin pada kuartal ketiga 2020,” sambung Eka.

Danareksa Sekuritas menjadikan saham Bank Mandiri (BMRI) sebagai sebagai pilihan utama (top picks) dengan menimbang portofolio kredit yang terdiversifikasi dengan baik, struktur simpanan yang seimbang, serta valuasi yang menarik.

Rekomendasi untuk saham BMRI adalah beli (buy) dengan target harga Rp 6.500 per saham.

Eka juga merekomendasikan beli BBCA dengan target harga Rp 30.200, beli saham BBNI dengan target harga Rp 5.000, dan beli saham BBTN dengan target harga Rp 1.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×