kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Valuasi menarik, simak rekomendasi saham makanan dan minuman berikut ini


Kamis, 24 September 2020 / 18:29 WIB
Valuasi menarik, simak rekomendasi saham makanan dan minuman berikut ini
ILUSTRASI. Jurnalis berada di depan layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020). Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup di zona merah pada akhir perdagangan pekan ini yaitu pada level 4.891.46 atau turu


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar di zona merah selama empat hari berturut-turut. Sejumlah emiten produsen makanan dan minuman pun turut terkoreksi.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) misalnya, hari ini terkoreksi 4,04% dan dalam sepekan terkoreksi 3,72%. Entitas usaha INDF, yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) juga terkoreksi 2,42% dan dalam sepekan melemah tipis 0,98%.

Emiten produsen beras premium, yakni PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) melemah 0,69% dan dalam sepekan tergerus 4,64%.

Analis Pilarmas Investindo Sekruitas Okie Setya Ardiastama menilai pelemahan ini tidak terlepas dari sikap wait and see investor menjelang rilis laporan keuangan kuartal ketiga.

Baca Juga: Emiten makanan-minuman dinilai aman dari sentimen resesi dan PSBB

Terlebih, pasca pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kinerja dari daya beli masyarakat juga belum tumbuh signifikan.

Meskipun purchasing managers’ index (PMI) manufacturing sudah menunjukkan adanya perbaikan, namun dari sisi produktivitas pabrik kinerjanya masih stagnan saat ini.

“Sehingga, membaiknya kinerja perekonomian pada kuartal III memudar dan menurunkan ekspektasi pelaku pasar,” ujar Okie kepada Kontan.co.id, Kamis (24/9).

Meski demikian, saat ini momentum koreksi yang menimpa saham-saham tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan aksi beli.

Namun, investor juga perlu mempertimbangkan kinerja emiten pada kuartal ketiga nanti. Hal tersebut berfungsi untuk mengukur performa manajemen di tengah pandemi yang terjadi saat ini.

Mengutip RTI, mayoritas emiten barang konsumsi memiliki Price to Earnings Ratio (PER) di atas 15 kali. Hanya INDF yang memiliki PER di angka 11 kali, sementara MYOR memiliki PER 28,23 kali, dan ICBP memiliki PER 17,43 kali. Okie menilai, saat ini harga saham emiten makanan dan minuman ini dapat dikatakan relatif wajar.

Baca Juga: Tren kenaikan penjualan alat berat United Tractors (UNTR) berlanjut di Agustus 2020

“Kami melihat ICBP, INDF MYOR memang lebih atraktif dibandingkan yang lainnya untuk saat ini,” pungkas dia.

Analis Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto mempertahankan status overweight bagi sektor barang konsumsi. Sejumlah saham di bawah cakupan Danareksa, seperti INDF dan ICBP mampu mengungguli  pergerakan IHSG secara year-to-date.

Mengingat ketahanannya di tengah pandemi, Natalia optmis saham-saham tersebut berpotensi naik lagi.

Natalia merekomendasikan buy ICBP dengan target harga Rp 12,700, dengan ekspektasi pertumbuhan pendapatan 22% secara tahunan (tidak termasukdampak akuisisi Pinehill).

Saham  produsen mie instan tersebut saat ini diperdagangkan pada valuasi PE yang menarik dibandingkan dengan rata-rata historisnya.

Sementara untuk saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), Natalia menilai valuasi saham ini tidak lagi murah. Tetapi, KLBF akan mendapat manfaat dari peningkatan kesadaran gaya hidup sehat di tengah pandemi.

Baca Juga: Saham big cap dilepas asing, IHSG merosot 1,53% ke level 4.842 Kamis (24/9)

“Partisipasi KLBF dalam vaksin Covid-19 perkembangan juga dapat mempertahankan momentum positif pada harga saham yang kami yakini,” tulis Natalia dalam riset, Selasa (15/9).

Untuk KLBF, Natalia merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1,900. Sementara untuk  INDF, Natalia merekomendasikan beli dengan target harga Rp 9.000.

Namun, risiko atas rekomendasi ini adalah naiknya harga bahan baku yang dapat mengurangi margin serta pelemahan daya beli masyarakat yang dapat berdampak negatif pada penjualan.

Selanjutnya: IHSG Turun Empat Hari Berturut-Turut, Asing Jual Saham TLKM dan The Big Four

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×