Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berhasil catatkan kinerja yang positif pada kuartal III 2019 kemarin. Efisiensi proses produksi jadi dorongan positif bagi emiten ini bersinar. Kendati demikian, INTP dinilai masih bisa maksimalkan kinerja.
Dalam rilis laporan keuangan Kuartal 3, pendapatan INTP naik 5,3% YoY dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Average selling price (ASP) juga meningkat 8,1% YoY. Kinerja harga saham INTP pun secara YTD telah tumbuh 11%.
Baca Juga: Mencetak kenaikan mentereng, simak rekomendasi saham sektor industri dasar berikut
Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan sebut proses efisiensi produksi jadi salah satu hal yang memperkuat kinerja INTP. Disisi lain, Meilki berpendapat INTP masih kesulitan meningkatkan volume penjualan domestik di tengah konsumsi semen yang melemah.
Dalam riset Analis Mirae Sekuritas Mimi Halimin beberkan saat ini kapasitas industri semen di Indonesia menyentuh angka 114,8 mn ton. Sedangkan sampai September 2019, konsumsi semen domestik masih berkisar 49 mn ton. Mimi prediksikan hingga akhir tahun, konsumsi semen dalam negeri hanya akan menyentuh angka 70,3 mn to.
Kendati saat ini industri semen dalam negeri dipengaruhi isu kelebihan pasokan, Meilki optimis INTP tetap dapat mencapai target pendapatan 2019.
Baca Juga: Indeks sektor industri dasar dan kimia tumbuh naik paling kencang, ini kata analis
"Kalau dari kami untuk full year 2019 Indosemen pendapatan bisa sekitar 15,2 T. Kalau kita lihat di 9M2019 sudah 74% dari target kami," tutur Meilki yang dihubungi via jaringan seluler.
Optimisme ini datang dari penjualan Jawa Barat yang menurut Meilki merupakan pangsa yang cukup besar untuk INTP. Mimi sebut, bahwa INTP masih optimis permintaan semen akan kembali ke Pulau Jawa.
Dalam risetnya, Mimi sebut meskipun konsumsi semen di Pulau Jawa turun 1% konsumsi semen Jawa Barat justru naik 9%. Hal ini membuat Mimi yakin jika ada permintaan yang besar dari Pulau Jawa akan menjadi dorongan positif bagi INTP.
Baca Juga: Penjualan Semen Mulai Merangkak Naik, Ini Rekomendasi Analis
Sementara untuk pasar ekspor sendiri, Meilki nilai INTP masih tertinggal jauh oleh pesaingnya sehingga harus menggenjot kinerja untuk ekspor. Akan tetapi Meilki nilai, lebih baik jika INTP dapat fokus pada penjualan di Jawa Barat.
"Kalau untuk meningkatkan eksport bisa meniru kompetitor. Jadi bisa akuisisi pabrik semen di luar negeri itu tidak menutup kemungkinan. Tapi balik lagi, ke internal INTP mau fokus kemana. Menurut saya INTP sendiri tanpa memecut eksport di Jawa Barat sudah menang banget. Jadi sebenarnya Jawa Barat bisa dipacu meskipun eksportnya tidak bisa diharapkan," jelas Meilki.
Pada Kuartal 4 sendiri, INTP diprediksi dapat membukukan pertumbuhan yang positif. Optimisme ini dipengaruhi stabilitas politik dan kondisi iklim kemarau panjang sehingga memicu harapan proyek-proyek akan memaksimalkan anggaran di kuartal terakhir 2019.
Baca Juga: Penjualan semen mulai bergairah, berikut rekomendasi analis
Dalam risetnya Mimi sebut, di tahun 2020 sendiri INTP menetapkan target industri dapat tumbuh 3-4%. Mimi dalam risetnya proyeksikan pendapatan INTP di tahun 2020 akan mencapai kisaran Rp 17,211 M. Dengan Net Profit berkisar Rp 2,396 M.
Sementara Meilki proyeksikan pada tahun 2020 penjualan INTP akan meningkat menjadi Rp 15, 66 M tumbuh 2,5% dari penjualan tahun ini dan EPS tumbuh menjadi Rp 442 M atau berkisar 8,2%.
Menimbang beragam sentimen Meilki masih rekomendasikan hold untuk saham INTP. Alasannya, masih terdampaknya INTP terhadap sentimen oversupply semen. Dari segi harga saham Meilki nilai PE INTP sudah tinggi sehingga sulit investor bisa mem-voting INTP dengan harga yang lebih tinggi.
Baca Juga: Indocement (INTP) mencatat volume penjualan 14,6 juta ton hingga Oktober 2019
Meilki lihat ada kecenderungan harga saham INTP akan konsolidasi. Oleh sebab itu Meilki rekomendasikan hold sembari menanti bagaimana konsumsi semen di Semester 2019. Meilki rekomendasikan hold INTP di harga Rp 21.00 per saham.
Sepakat dengan Meilki, Mimi juga merekomendasikan Hold INTP dengan menimbang valuasi yang mahal. Resiko kerugian seiring pertumbuhan permintaan semen yang lebih lambat juga jadi alasan tambahan Mimi rekomendasikan Hold INTP di harga Rp 20.625 per saham.
Berbeda dengan Mimi dan Meilki, Joko Sogie, Ryan Daniel dan Inggrid Gondoprastowo analis Deutsche Verdhana Sekuritas rekomendasikan buy INTP di kisaran Rp 25.00 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News