kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indeks sektor industri dasar dan kimia tumbuh naik paling kencang, ini kata analis


Minggu, 01 Desember 2019 / 17:26 WIB
Indeks sektor industri dasar dan kimia tumbuh naik paling kencang, ini kata analis
ILUSTRASI. Investor sedang mengamati pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (22/11). BEI mencatat indeks sektor industri dasar dan kimia tumbuh 8,72% ytd atau menjadi sektor dengan kenaikan terbesar.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat indeks sektor industri dasar dan kimia tumbuh 8,72% year to date (ytd) atau menjadi sektor dengan kenaikan terbesar. Sektor industri dasar dan kimia masih mampu meningkat saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 2,95% ytd.

Kenaikan sektor industri dasar dan kimia terdorong oleh kenaikan sejumlah saham-saham, misalnya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang meningkat 184,52% ytd, kemudian PT PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tumbuh 57,81 ytd, selain itu sektor industri dasar dan kimia ini juga terbantu oleh melesatnya saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), dan PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO).

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas membenarkan ada beberapa saham yang naik signifikan dan berkontribusi besar terhadap indeks industri dasar dan kimia. Dia menilai, sektor industri dasar dan kimia masih memiliki prospek positif terlebih sektor ini berhubungan dengan banyak sektor lainnya. “Jadi akan selalu menjadi peluang untuk sektor ini,” kata Sukarno, Minggu (1/12).

Baca Juga: Tahun 2019 tinggal sebulan, IHSG termasuk indeks berkinerja terburuk

Secara fundamental, imbuh Sukarno, untuk BRPT dan TPIA harusnya bisa menurunkan biaya lantaran komoditas minyak sedang berada dalam tren turun. Namun, pendapatan dan laba kedua emiten ini turun hingga semester pertama lalu.

Rencana TPIA yang akan merger internal dengan PT Petrokimia Butadiene Indonesia dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional, manajemen dan struktur permodalan menjadi sentimen positif. Adapun meger dijadwalkan efektif secara hukum pada 1 Januari 2020 mendatang. Sukarno mengatakan, saham BRPT dan TPIA yang merupakan induk dan anak usaha ini masih menarik. “Tetapi idealnya kita tunggu koreksi dulu,” ujar dia.

Hal ini mengingat harga saham kedua emiten sudah naik secara signifikan. Valuasi harganya pun sudah di atas rata-rata industri. Sukarno merekomendasikan investor untuk trading buy karena harga yang sudah tinggi.

Baca Juga: Berikut skema pendanaan PLTU milik Barito Pacific (BRPT), selain bank ada PLN

Sedangkan untuk target harga sekitar 5% di atas dari harga terakhir. Pada penutupan perdagangan Jumat (29/11), TPIA ditutup menguat 1,08% ke harga 9.350 per saham, dan BRPT menguat 2,26% ke level 1360 per saham.

Selain BRPT dan TPIA, Sukarno juga mencermati saham-saham lain yang ada dalam indeks industri dasar dan kimia, seperti MAIN, CPIN, INKP, ALDO, WTON, dan WSBP. “Tapi harus menunggu momentum teknikal untuk kembali masuk karena masih tren turun,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×