kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.934   -59,00   -0,37%
  • IDX 7.300   -14,56   -0,20%
  • KOMPAS100 1.118   -3,15   -0,28%
  • LQ45 887   -4,86   -0,55%
  • ISSI 223   0,45   0,20%
  • IDX30 456   -3,05   -0,66%
  • IDXHIDIV20 550   -3,36   -0,61%
  • IDX80 128   -0,42   -0,32%
  • IDXV30 137   -0,21   -0,15%
  • IDXQ30 151   -1,07   -0,70%

Valuasi IHSG masih wajar, saham apa yang layak dipertimbangkan?


Selasa, 11 Februari 2020 / 07:10 WIB
Valuasi IHSG masih wajar, saham apa yang layak dipertimbangkan?


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki price to earning ratio (PER) yang masih lebih rendah ketimbang dengan indeks bursa saham lain di kawasan Asia yakni berada di kisaran 15,9 kali.

Presiden Direktur Astronacci International Sekuritas Gema Goeyardi menuturkan, apabila dilihat dari 4 bulan hingga 5 bulan lalu, valuasi IHSG masih dalam nilai wajar. “Ini tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah. Masih memiliki peluang, karena harga idealnya di 6.200-6.300,” katanya ketika ditemui di Jakarta, Senin (10/2).

Baca Juga: Turun lebih dari 5%, valuasi IHSG terbilang murah di Asia

Menurutnya, saat ini ada beberapa hal yang membuat investor menahan untuk masuk dalam negeri, salah satunya lantaran kasus Jiwasraya. Selain itu, investor juga masih mencermati kinerja para emiten.

Ia menyampaikan, rata-rata PER bursa negara tetangga lainnya berada di kisaran 16% hingga 17% dan PER IHSG masih terbilang fair value. Namun, adanya beberapa sentimen global seperti kekhawatiran pasar soal dampak virus corona terhadap perekonomian turut mempengaruhi pasar.

Gema menambahkan, isu terkait virus corona ini akan mempengaruhi pasar hingga empat bulan ke depan.

Hal yang sama juga disampaikan Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi. Ia menuturkan PER IHSG saat ini masih berada di posisi yang wajar, tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal.

Namun, investor asing masih cenderung menyeleksi emiten-emiten yang mengalami penurunan harga cukup dalam, tapi masih terbilang baik dari segi fundamental.

Misalnya saja pada Senin (10/2), investor asing memburu saham-saham seperti TLKM, BBCA, dan BBRI. “Sebelumnya TLKM kan mengalami penurunan cukup dalam. Kalaupun ada investor asing masuk, mereka cenderung pilih-pilih,” tambahnya.

Baca Juga: IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (11/2)

Wisnu memperkirakan, IHSG bakal kembali naik saat musim rilis laporan keuangan pada akhir Februari hingga Maret mendatang. Meski begitu, ia menilai, rilis laporan keuangan tahun 2019 hanya akan menjadi sentimen jangka pendek.

Ia melihat, saat ini terdapat beberapa saham yang termasuk dalam indeks LQ45 dengan PER rendah. Misal, SRIL dengan PER 3,76 kali, ITMG dengan PER 4,94 kali, PTBA yang memiliki PER 5,80 kali, ADRO dengan PER 5,87 kali, BSDE dengan PER 7,30 kali.  Kemudian PTPP dengan PER 7,63 kali, WIKA dengan PER 7,80 kali, dan INKP dengan PER 8,64 kali.

Baca Juga: Prospek saham Astra Agro Lestari (AALI) semakin cerah, begini rekomendasi analis

Walaupun saat ini saham-saham tersebut memiliki PER yang rendah, kata Wisnu, namun apabila dilihat dari sektornya belum terlalu menarik untuk dikoleksi.

Beberapa dari saham dengan PER terendah berasal dari sektor batubara. Wisnu menilai, saat ini saham sektor batubara masih diselimuti sentimen negatif, misalnya saja dari global terkait virus corona yang terjadi di China. Terlebih, China merupakan negara ekspor batubara dengan porsi yang cukup besar.

Meski secara kinerja ITMG masih mecatat kinerja yang cukup baik, ia merekomendasikan pelaku pasar untuk wait and see lebih untuk saham sektor batubara.

Baca Juga: Bukan hanya pembekuan rekening terkait Jiwasraya yang bikin transaksi bursa sepi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Banking and Credit Analysis Working with GenAI : Promising Use Cases

[X]
×