Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), salah satu anak perusahaan Triputra Group yang berfokus pada produksi komponen sepeda motor dan mobil berhasil meraup dana segar Rp 352,9 miliar melalui IPO yang telah dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2021.
Mayoritas dana tersebut, atau sekitar 70% akan digunakan untuk ekspansi bisnis, yaitu mencakup pembangunan pabrik baru dan pembelian mesin stamping, robot welding, dan peralatan produksi lainnya. DRMA akan memulai proyek baru dengan Hyundai di Januari 2022 sebagai penyuplai komponen mobil, yang dinilai akan semakin meningkatkan kinerja perseroan ke depan.
Selain itu, inovasi DRMA dalam mengembangkan komponen otomotif berbasis EV (kendaraan listrik) juga merupakan nilai tambah bagi perseroan," tulis Analis Samuel Sekuritas, Ashalia Fitri Yuliana dalam risetnya, Senin (10/1).
Sepanjang semester I 2020, pendapatan DRMA mengalami pertumbuhan sebesar 46,3% yoy menjadi Rp 1,3 triliun. Kontributor utama pendapatan perseroan adalah segmen roda dua, yang menyumbang 68,2% terhadap total pendapatan, sedangkan segmen roda empat dan segmen lainnya masing-masing menyumbang 21% dan 10,8%.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) dari Samuel Sekuritas
Laba kotor perseroan terpantau naik signifikan, yaitu sebesar 180,1% menjadi Rp 200,5 miliar, dengan GPM yang juga tumbuh menjadi 15,3% dibandingkan semester I 2020 sebesar 8%.
Terkait laba bersih, DRMA mencatatkan keuntungan sebesar Rp 99 miliar dengan NPM 7,6%, jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu rugi bersih Rp 32,7 miliar.
Oleh sebab itu, Samuel Sekuritas menilai kondisi keuangan DRMA cukup sehat, tercermin dari rasio net gearing sebesar 1x dan interest coverage ratio sebesar 4,9x pada semester I 2021. Selain itu, saat ini DRMA diperdagangkan pada valuasi yang menarik (10x PE FY22F), lebih rendah dibandingkan rata-rata industri otomotif dan komponen (13.2x PE).
Ke depan, Ashalia memproyeksikan pendapatan dan laba bersih DRMA dapat tumbuh masing-masing 20% yoy dan 32% yoy menjadi Rp 3,3 triliun dan Rp 297 miliar di 2022. "Kami menginisasikan rekomendasi buy untuk DRMA dengan target harga Rp 830 per saham (13.2x PE FY22F, setara dengan PE rata-rata industri)," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News