kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vale Indonesia (INCO) berharap berkah dari wacana pelarangan ekspor nikel


Selasa, 27 Agustus 2019 / 18:54 WIB
Vale Indonesia (INCO) berharap berkah dari wacana pelarangan ekspor nikel
ILUSTRASI. Pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk INCO


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel di pasar global tercatat meningkat. Sejak awal tahun hingga Juli 2019, harga nikel telah melambung sebesar 30%.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berharap kenaikan harga nikel akan berdampak positif ke kinerja emiten pertambangan nikel ini. Hal ini tak lepas dari kontribusi nikel Indonesia terhadap pasar dunia. Data dari WoodMac menunjukkan, pada 2018 Indonesia menguasai 27% pasokan nikel di pasar global, disusul Filipina (14%), Amerika Latin (10%), dan Kaledonia Baru (9%).

Hal ini menyebabkan harga nikel dunia sangat bergantung pada pasokan nikel tanah air. “Kita bisa lihat bahwa harga nikel melonjak di bulan Juli sampai Agustus, ini berhubungan dengan kontribusi Indonesia di pasar nikel dunia,” kata Bernardus Imanto, Direktur INCO saat acara Public Expose Live 2019 di Bursa Efek Indonesia, Selasa (27/8).

Baca Juga: Mendekati batas waktu divestasi, Vale Indonesia (INCO) tunggu keputusan pemerintah

Ditambah dengan adanya wacana percepatan penerapan peraturan pemerintah untuk melarang ekspor bijih nikel. Wacana ini digulirkan guna menghasilkan produk ekspor berbahan nikel yang memiliki nilai tambah. Tujuannya adalah untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.

Setelah wacana ini digulirkan, pelaku pasar mengasumsikan pasokan nikel di pasar global akan berkurang. Jika diasumsikan permintaan tetap atau naik, maka kelangkaan ini akan menyebabkan harga nikel naik.

Selain berdampak pada harga nikel, wacana ini juga berdampak positif bagi pertumbuhan pembangunan smelter tanah air. Artinya, wacana pemerintah untuk menghasilkan produk ekspor nikel yang memiliki nilai tambah (value added) dinilai cukup berhasil. “Bagi Vale Indonesia hal ini menjadi hal yang positif,” lanjut Bernardus.

Baca Juga: Larangan Ekspor Nikel Justru Mengancam Keberlangsungan Pembangunan Smelter

INCO menilai, pemerintah memiliki pengaruh besar kepada pasar nikel dunia. Oleh karena itu, INCO berharap agar pemerintah lebih berhati-hati dan konsisten dalam membuat aturan khususnya yang menyangkut tentang komoditas nikel.

“Mengubah peraturan terlalu sering juga menimbulkan ketidakpastian. Jadi pemerintah mesti harus lebih berhati-hati,” terang Presiden Direktur INCO Nico Kanter.

Pendapatan INCO turun 21,98% menjadi US$ 292,25 juta pada semester pertama tahun ini. Akibat beban pokok penjualan yang lebih tinggi dan beban lainnya, INCO mencatatkan kerugian bersih tahun berjalan sebesar US$ 26,18 juta. Pada semester pertama tahun lalu, INCO mampu mencetak laba bersih sebesar US$ 29,38 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×