Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 197 juta tahun ini. Hingga semester I 2019, emiten penghuni Indeks Komps100 ini telah merealisasikan penggunaan capex sebesar US$ 76,8 juta atau baru 38,98% dari total capex sepanjang tahun.
“Untuk kuartal II saja belanja modal terserap US$ 31 juta,” ungkap Bayu Aji, Senior Manager Communications Vale Indonesia kepada Kontan.co.id, Jumat (11/10).
Bayu mengatakan, Vale menggunakan sebagian besar capex ini untuk pengerjaan beberapa proyek utama, mulai dari revitalisasi Larona Canal Lining, pengembangan tambang, mobile screening station, dan perbaikan fasilitas pengendapan Lamella Gravity Settler.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) ubah slag nikel menjadi bahan material jalan
INCO juga menggunakan capex juga untuk membiayai perbaikan fasilitas pengolahan debu di tanur pengering dan proyek pengembangan area tambang.
Vale akan memfokuskan penggunaan capex tahun ini untuk pengembangan bisnis dan operasi, khususnya terkait projek peningkatan kapasitas produksi di Blok Sorowako, yakni efisiensi energi berupa projek coal conversion project (CCP).
Selain pengembangan kapasitas produksi di Sorowako, INCO juga akan menggunakan sisa dana capex untuk perbaikan kanal pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Larona, penggantian peralatan berat, hingga pengembangan area konsesi di Blok Bahodopi.
Baca Juga: Divestasi INCO Mulai dibahas B2B Minggu Ini
Untuk diketahui, per semester I 2019 INCO telah memproduksi 36.034 metrik ton nikel matte atau lebih rendah dibanding realisasi periode yang sama tahun 2018 sebesar 36.034 metrik ton. Produksi turun akibat adanya perawatan kanal pembangkit listrik milik INCO, yakni Larona Canal.
Sementara tahun ini INCO menargetkan dapat mengeruk nikel sebanyak 71.000 ton. Target ini lebih rendah dari target produksi tahun 2018 sebesar 75.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News