kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Vale Indonesia (INCO) baru menggunakan 39% capex hingga Juni 2019


Jumat, 11 Oktober 2019 / 15:55 WIB
Vale Indonesia (INCO) baru menggunakan 39% capex hingga Juni 2019
ILUSTRASI. Site pertambangan mineral nikel nickel PT Vale Indonesia Tbk INCO di Sorowako, Sulawesi Selatan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 197 juta tahun ini. Hingga semester I 2019, emiten penghuni Indeks Komps100 ini telah merealisasikan penggunaan capex sebesar US$ 76,8 juta atau baru 38,98% dari total capex sepanjang tahun.

“Untuk kuartal II saja belanja modal terserap US$ 31 juta,” ungkap Bayu Aji, Senior Manager Communications Vale Indonesia kepada Kontan.co.id, Jumat (11/10).

Bayu mengatakan, Vale menggunakan sebagian besar capex ini untuk pengerjaan beberapa proyek utama, mulai dari revitalisasi Larona Canal Lining, pengembangan tambang, mobile screening station, dan perbaikan fasilitas pengendapan Lamella Gravity Settler.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) ubah slag nikel menjadi bahan material jalan

INCO juga menggunakan capex juga untuk membiayai perbaikan fasilitas pengolahan debu di tanur pengering dan proyek pengembangan area tambang.

Vale akan memfokuskan penggunaan capex tahun ini untuk pengembangan bisnis dan operasi, khususnya terkait projek peningkatan kapasitas produksi di Blok Sorowako, yakni efisiensi energi berupa projek coal conversion project (CCP).

Selain pengembangan kapasitas produksi di Sorowako, INCO juga akan menggunakan sisa dana capex untuk perbaikan kanal pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Larona, penggantian peralatan berat, hingga pengembangan area konsesi di Blok Bahodopi.

Baca Juga: Divestasi INCO Mulai dibahas B2B Minggu Ini

Untuk diketahui, per semester I 2019 INCO telah memproduksi 36.034 metrik ton nikel matte atau lebih rendah dibanding realisasi periode yang sama tahun 2018 sebesar 36.034 metrik ton. Produksi turun akibat adanya perawatan kanal pembangkit listrik milik INCO, yakni Larona Canal.

Sementara tahun ini INCO menargetkan dapat mengeruk nikel sebanyak 71.000 ton. Target ini lebih rendah dari target produksi tahun 2018 sebesar 75.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×