kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vaksin Covid-19 diujicoba di Indonesia, simak rekomendasi analis untuk saham farmasi


Selasa, 21 Juli 2020 / 16:44 WIB
Vaksin Covid-19 diujicoba di Indonesia, simak rekomendasi analis untuk saham farmasi
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan IHSG Bursa Efek Indonesia Jakarta.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham sektor farmasi berhasil menguat pada perdagangan Selasa (21/7). Pertama, saham PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) yang ditutup menguat 24,90% ke harga Rp 1.505, kemudian saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) juga melejit hingga 24,73% ke harga Rp 1.715, kedua saham ini kena Auto Reject Atas (ARA)

Saham farmasi lainnya juga turut menguat pada perdagangan hari ini, misalnya saja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang naik 2,36% ke harga Rp 1.520, PT Phapros Tbk (PEHA) melesat 8,93% ke harga Rp 1.220, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) meningkat 2,48% ke harga Rp 1.240 per saham.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, harga saham farmasi khususnya saham INAF dan KAEF tersokong oleh sentimen terkait datangnya vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd telah sampai di Indonesia.

Baca Juga: Kabar pengujian vaksin Covid-19 mengerek IHSG hingga 1,26% pada perdagangan hari ini

Asal tahu saja, INAF dan KAEF akan menjadi distributor dari vaksin Covid-19 yang akan diproduksi oleh induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero).

Reza bilang, investor perlu mewaspadai adanya aksi ambil untung lantaran kenaikan harga saham INAF dan KAEF yang cukup signifikan pada hari ini. Kalaupun bergerak naik, penguatannya akan terbatas.

Ia menilai, prospek saham emiten farmasi memang tergantung dari produk-produk kesehatan yang perusahaan jual. Terlebih, produk kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19. "Hal ini akan dinilai positif oleh pelaku pasar meski belum tentu riilnya," katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/7).

Di lain sisi, Reza menambahkan katalis pendorong ini merupakan sentimen sesaat, dimana sebagian pelaku pasar memanfaatkan momentum tersebut untuk kembali masuk pada saham-saham farmasi yang sebelumnya sideways.

Meski berdampak positif untuk kinerja INAF dan KAEF ke depannya, ia bilang proses produksi vaksin ini harus melewati serangkaian uji klinis di dalam negeri.

Dari jajaran saham sektor farmasi, Reza menilai fundamental KAEF, KLBF, serta SIDO masih terbilang oke. Sementara INAF dan PT Phapros Tbk (PEHA) masih menanggung rugi pada kuartal pertama tahun ini.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 tiba, saham INAF dan KAEF nyaris mentok auto rejection atas

Jika melihat laporan keuangan kuartal pertama, Selama tiga bulan pertama 2020, Indofarma mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 21,43 miliar atau tipis 1,56% dibandingkan rugi bersih di kuartal pertama tahun lalu senilai Rp 21,77 miliar. Sementara pada sisi penjualan, INAF mencetak penjualan bersih tumbuh 8,73% year-on-year (yoy) menjadi Rp148,16 miliar di kuartal I 2020.

Reza lebih merekomendasikan pelaku pasar untuk mengoleksi saham dari sektor farmasi seperti KLBF, SIDO, KAEF, dan PEHA karena cenderung lebih likuid ketimbang saham farmasi lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×