Reporter: Namira Daufina | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Dukungan bagi penguatan rupiah juga datang dari sinyal positif yang ditangkap oleh pelaku pasar dari sentimen domestik.
Di pasar spot, Selasa (19/1) valuasi rupiah terangkat 0,38% di level Rp 13.852 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah menguat tipis 0,07% ke level Rp 13.921 per dollar AS.
David Sumual, Ekonom Bank BCA, dukungan bagi rupiah datang dari sinyal positif penyerapan utang baik pemerintah dan swasta yang meningkat. Karena tingkat serapan utang ini berjalan seiring dengan arah pengembangan infrastruktur yang digenjot.
Bank Indonesia melaporkan utang luar negeri Indonesia hingga November 2015 mencapai US$ 304,6 miliar atau setara Rp 4.234 triliun. Angka ini melesat 2,5% dibanding Oktober 2015 dan juga naik 3,5% secara year on year.
“Ada big push untuk infrastruktur dan kalau ditilik dari utang pemerintah masih ada ruang untuk utang lanjutan,” kata David. Tidak ketinggalan, sektor swasta yang aktif menyerap utang pun dari sisi manufaktur. Ini artinya aktivitas infrastruktur memang berjalan ke arah yang diharapkan.
Sehingga stabilisasi pasar global bercampur dengan positifnya sentimen domestik jadi akar penguatan nilai tukar rupiah. Maka, David menilai ruang penguatan rupiah masih terjaga. Terus melanjutkan catatan rupiah bergerak stabil di kisaran Rp 13.800 - Rp 13.950 sejak awal tahun 2016 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News