Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih unjuk gigi. Stabilnya pergerakan pasar Asia jadi penopang pergerakan mata uang Garuda.
Di pasar spot, Selasa (19/1) valuasi rupiah terangkat 0,38% di level Rp 13.852 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah menguat tipis 0,07% ke level Rp 13.921 per dollar AS.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan penguatan ini lebih karena kondisi regional Asia yang lebih tenang. Pasca rilis data pertumbuhan ekonomi China yang tidak direspon negatif oleh pasar, mata uang Asia lainnya pun ikut mendapat suntikan tenaga.
“Ketika yuan dan bursa China tenang, maka rupiah pun turut menerima angin segar,” kata Tonny. Apalagi memang untuk faktor eksternal masih didominasi oleh China. Pasalnya, Amerika Serikat pasca libur di awal pekan kemarin, masih sepi katalis di pasar.
Memang data pertumbuhan ekonomi China kuartal empat 2015 dirilsi merosot dari sebelumnya 6,9% ke level 6,8% namun pelaku pasar menilai itu masih dalam kategori aman. Sebab jika berkaca dari gejolak ekonomi yang melanda China dan jejeran stimulus yang digelontorkan di tahun 2015, China bisa lebih terpuruk daripada apa yang tersaji saat ini.
Dengan tidak banyaknya ketegangan di pasar global, rupiah yang minim dukungan domestik pun mampu memanfaatkan celah yang ada.
“Selain ada faktor bargain hunting dari sisi teknikal,” tambah Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News