kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang bank jangka pendek Salim Ivomas Pratama (SIMP) meningkat 27%


Jumat, 17 April 2020 / 10:17 WIB
Utang bank jangka pendek Salim Ivomas Pratama (SIMP) meningkat 27%


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) ternyata memiliki utang jangka pendek sangat besar sepanjang tahun lalu. Ini pula yang menjadi masalah utama pelemahan kinerja emiten produsen CPO grup Salim ini. 

Pada tahun 2019, SIMP membukukan kenaikan utang bank jangka pendek 27,88% secara year on year (yoy) dari Rp 4,88 triliun menjadi Rp 6,24 triliun. Kenaikan disebabkan penambahan modal kerja dan pembiayaan kembali untuk melunasi fasilitas kredit jangka panjang dengan memanfaatkan kredit jangka pendek. 

Untuk melunasi utang bank di tahun 2020, SIMP akan menggunakan kas.  Per 31 Desember 2019, kas setara kas Salim Ivomas sebesar Rp 1,72 triliun turun dari 2018 sebesar Rp 2,07 triliun. 

Baca Juga: Strategi Salim Ivomas Pratama (SIMP) agar rugi tak membengkak di tahun ini

"Kami akan meningkatkan dana dari hasil usaha dengan cara meningkatkan penjualan dan melakukan pembiayaan kembali sebagian utang bank yang akan jatuh tempo," terang Yati Salim Sekretaris Perusahaan SIMP dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (16/4).

Pada tahun lalu, Salim Ivomas juga membukukan modal kerja negatif sebesar Rp 2,05 triliun. Menurut Yati, modal kerja negatif tersebut disebabkan kenaikan saldo utang bank jangka pendek yang masih dapat dibiayai kembali. Sehingga menurut dia, tidak akan berdampak secara signifikan pada kegiatan operasional SIMP. 

"Untuk meningkatkan modal kerja kami akan meningkatkan hasil penjualan dan membiayai kembali utang jangka pendek menjadi utang jangka panjang," jelas Yati dalam keterbukaan informasi. SIMP juga akan lebih memprioritaskan pendanaan alternatif untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. 

Pada tahun lalu, utang usaha SIMP yang lewat jatuh tempo juga meningkat dari 42% di 2018 menjadi 48% di tahun 2019 senilai Rp 426,3 miliar. SIMP menjelaskan, penyebab utama utang usaha lewat jatuh tempo karena pembelian tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga (non plasma) yang administrasi penagihan dari vendor terlambat diterima oleh SIMP. 

"Strategi memenuhi pembayaran utang usaha dengan menelaah kebijakan manajemen kas perusahaan," jelas Yati dalam rilis. 

SIMP juga mencatatkan kenaikan piutang lewat jatuh tempo di tahun lalu sebesar Rp 413,54 miliar dari sebelumnya Rp 418,09 miliar. SIMP menjelasakan, kenaikan piutang jatuh tempo tersebut berasal dari penjualan ke modern market seperti Indomaret, Alfamart dan Indogrosir. 

Baca Juga: Rugi bersih Salim Ivomas Pratama (SIMP) naik 613,3% pada 2019, berikut penyebabnya

"Dalam meningkatkan penetrasi dan pangsa pasar, kami membutuhkan waktu lebh panjang untuk melakukan penagihan," jelas Yati. Meski begitu, SIMP menjamin piutang usaha telah jatuh tempo tersebut tidak berdampak pada likuiditas perusahaan ini. Ke depan, SIMP mengaku akan menelaah kembali kebijakan kepada pelanggan untuk memastikan kolektibilitas tepat waktu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×