Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) bakal mendekati angka Rp 600 triliun usai menggelar rights issue. BBRI menjadi emiten dengan kapitalisasi pasar terjumbo kedua setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Saat ini, market cap BBRi berada di kisaran Rp 479,82 triliun dengan harga saham di level Rp 3.900 per saham. Sementara itu, BBCA memiliki nilai kapitalisasi pasar Rp 809,30 triliun dengan harga saham di Rp 32.825 per saham. Jika disandingkan secara kapitalisasi sekarang ini, market cap BBRI masih terpaut cukup jauh atau sekitar 40% dari BBCA.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menyatakan, dengan menerbitkan 28,21 miliar saham dan menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 3.400 per saham, maka BBRI berpotensi meraup dana dan hasil inbreng saham Rp 95,92 triliun.
Baca Juga: Holding ultra mikro memoles prospek Bank BRI (BBRI)
“Setelah rights issue, BRI akan mendapat tambahan kapitalisasi sebesar Rp 95 triliunan. Hal ini akan mengecilkan jarak kapitalisasi BBRI dengan BBCA menjadi sekitar 30%,” ungkap Frankie, Rabu (1/9).
Dengan demikian, perlu kenaikan harga saham BBRI ke level 5.000 hingga 5.500 untuk bisa mengejar market cap milik BBCA. Selain itu, Frankie menambahkan kalangan investor bakal menunggu kinerja BBRI yang diharapkan juga turut tumbuh dengan adanya Holding UMi. Oleh karena itu, kemungkinan harga saham BBRI tidak serta merta naik dalam waktu dekat terutama setelah rights issue.
“Juga BBCA memiliki wacana untuk stock split, terlebih lagi BBCA juga terus memperbaharui lini bisnisnya terutama dalam menghadapi era bank digital. Hal ini berpeluang membuat harga saham BBCA naik yang turut membuat kapitalisasinya menebal, sebelum tersusul oleh BBRI,” papar Franke.
Baca Juga: Aset Bank BRI (BBRI) berpotensi tumbuh kencang usai rights issue
Akan tetapi, dia melihat dengan adanya dana tunai dan masuknya PT Pengadaian dan PNM di rights issue ini membuat kinerja BBRI menjadi lebih stabil dan kuat. Penambahan modal melalui hajatan ini berpotensi mendongkrak kinerja BBRI sebagai bank penyalur kredit terbesar kepada pelaku UMKM di Indonesia lebih luas lagi.
Apalagi, mulai pulihnya kondisi ekonomi dalam masa pandemi Covid-19 juga turut menopang pemulihan di sektor UMKM, ini juga memberikan sentimen positif terutama bagi pendapatan BBRI ke depannya.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama menambahkan, aksi korporasi rights issue BBRI memang akan memberikan dampak naiknya market cap bank BUMN ini.
Okie melihat, sisi industrinya saat ini juga berpeluang lebih baik ketimbang tahun lalu. Pelonggaran aktivitas diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit serta membaiknya kualitas dari kredit. “Untuk NPL tahun ini diproyeksikan turun menjadi 2,36% dari 2,96% pada 2020 sedangkan pendapatan bunga naik 6% dari Rp 116 triliun menjadi Rp 123 triliun pada tahun 2021,” pungkas Okie.
Baca Juga: Bank BRI gelar rights issue jumbo, begini rekomendasi analis untuk saham BBRI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News