Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,89% ke level 6.812.193 pada perdagangan Jumat (16/12). Penguatan ini melengkapi pergerakan IHSG yang menguat 1,45% dalam sepekan.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, penguatan IHSG dalam sepekan disebabkan sentimen technical rebound setelah IHSG mendekati level 6.600 sebagai area support konsolidasi yang terbentuk di bulan Juli lalu. Maka, dapat disimpulkan bahwa pasar sudah dapat menerima kebijakan kenaikan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve ke level 4,5%
Sentimen ini dibarengi dengan keyakinan terhadap kondisi di dalam negeri seiring data neraca dagang yang masih surplus meski ada penurunan dari periode sebelumnya
Baca Juga: Cermati Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan Analis pada Perdagangan Senin (19/12)
“Sentimen positif ini masih bisa memperkuat kenaikan IHSG menuju resistance berikutnya di 6.920, sementara support di 6.700,” kata Ivan.
Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian menilai, sepekan ini IHSG dipengaruhi oleh antisipasi dan respon pelaku pasar terhadap Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Pasar sempat diwarnai Sentimen positif yang merespon penurunan inflasi AS ke level 7,1% secara tahunan pada November 2022 dari semula 7,7% pada Oktober 2022.
“Penurunan ini sempat membangun keyakinan bahwa The Fed akan mulai memperlambat laju kenaikan sukubunga acuan mulai Desember 2022,” kata Rio kepada Kontan.co.id, Jumat (16/12).
Akan tetapi, pidato Gubernur The Fed menyusul hasil FOMC (14/12) memberikan petunjuk bahwa kenaikan suku bunga acuan masih akan terjadi di 2023 dan belum ada rencana penurunan suku bunga acuan hingga 2023. Sentimen ini menekan indeks-indeks global di akhir pekan ini.
Baca Juga: Jelang RDG BI, Cermati Prediksi IHSG dan Saham Rekomendasi Pilihan Analis
Menurut Rio, pasar akan menanti keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI), dimana BI kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan di Desember 2022. Akan tetapi, kenaikan diperkirakan lebih rendah dari kenaikan beberapa bulan sebelumnya. Kenaikan diperkirakan sebesar 25 basis poin (bps), yang didasari oleh antisipasi kenaikan The Fed Rate.
Dari dalam negeri, kecenderungan penurunan inflasi di Indonesia sejak Oktober 2022 dan nilai tukar rupiah yang cenderung terkonsolidasi di bawah Rp 15.750 membuka ruang bagi BI untuk tidak seagresif pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News