kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,54   1,00%
  • KOMPAS100 1.055   14,86   1,43%
  • LQ45 830   12,77   1,56%
  • ISSI 214   1,32   0,62%
  • IDX30 423   7,30   1,75%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 120   1,70   1,44%
  • IDXV30 125   0,84   0,68%
  • IDXQ30 141   2,15   1,55%

Usai kenaikan peringkat utang, yield SUN berpeluang turun


Selasa, 11 Juni 2019 / 19:41 WIB
Usai kenaikan peringkat utang, yield SUN berpeluang turun


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan peringkat kredit jangka panjang Indonesia oleh S&P Global Ratings dari BBB- menjadi BBB membawa angin segar bagi pasar obligasi Indonesia.

Khusus di pasar obligasi negara, semenjak pengumuman kenaikan peringkat utang pada akhir bulan lalu, yield Surat Utang Negara (SUN) terus berangsur-angsur turun. 
Mengutip Bloomberg, yield SUN seri acuan 10 tahun telah berada di level 7,69% pada Selasa (11/6).

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menilai, kabar kenaikan peringkat utang memang menjadi stimulus yang cukup signifikan bagi pergerakan yield SUN di perdagangan usai libur lebaran. Namun, perlu diingat bahwa kenaikan peringkat utang hanya menjadi pemanis di pasar obligasi domestik dalam jangka pendek.

“Pada akhirnya investor akan melihat kondisi Indonesia secara umum, seperti pengelolaan defisit APBN hingga perbaikan struktur ekonomi nasional,” kata dia, Selasa (11/6).

Bagi para investor, aspek-aspek seperti itu dianggap lebih mampu menggambarkan alasan di balik kenaikan peringkat utang Indonesia.

Terlepas dari itu, Desmon percaya yield SUN masih berpeluang turun dalam waktu dekat. Terlebih lagi, The Federal Reserves telah membuka peluang untuk benar-benar menurunkan suku bunga acuan pada semester kedua mendatang. 

Praktis, perkembangan perang dagang menjadi satu-satunya sentimen utama yang berasal dari eksternal dan masih dikhawatirkan para pelaku pasar saat ini.

Lagi pula, yield SUN saat ini belum berada di level yang wajar jika berkaca pada peringkat utang Indonesia.

Sebagai perbandingan, India yang masih berperingkat BBB- dari S&P justru memiliki yield obligasi negara yang lebih rendah dari Indonesia untuk tenor serupa. Hingga hari ini, yield obligasi negara India tenor 10 tahun yang tercatat di Bloomberg berada di level 7,03%.

Maka dari itu, Desmon memproyeksikan yield SUN 10 tahun minimal bisa berada di rentang 7,2%-7,5% dalam beberapa waktu ke depan. “Kondisi global yang mulai membaik bagi pasar obligasi harusnya bisa memicu penurunan yield SUN,” imbuhnya.

Hanya saja, penurunan yield SUN bisa saja tertahan jika masalah pelebaran defisit neraca transaksi berjalan Indonesia belum terselesaikan. Masalah ini biasanya akan menekan kurs rupiah yang merupakan salah satu komponen utama penggerak yield SUN di pasar sekunder.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×