Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara yang digelar pada Selasa (28/5) mendatang dinilai bakal berlangsung ramai. Namun, karena risiko global tengah meningkat, investor diperkirakan akan meminta yield yang lebih tinggi.
Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga menyampaikan, dua hari terakhir pasar obligasi Indonesia tengah diliputi katalis positif seperti penguatan rupiah. Hal ini berdampak pada penurunan yield Surat Utang Negara (SUN) yang kembali ke bawah level 8% untuk tenor 10 tahun.
Dengan begitu, permintaan terhadap lelang sukuk di awal pekan depan dipercaya akan meningkat kendati musim liburan semakin dekat. Bukan mustahil pula nilai penawaran yang masuk pada lelang sukuk nanti melebihi pencapaian lelang sebelumnya sebesar Rp 20,46 triliun.
Namun, walau menunjukkan sedikit perbaikan, pasar obligasi domestik masih rentan terhadap tekanan global. Ini mengingat sejumlah sentimen negatif masih beredar, seperti peningkatan eskalasi perang dagang antara AS dan China.
Dari situ, Desmon menilai, para investor cenderung masih akan meminta yield yang lebih tinggi ketimbang posisi di pasar sekunder. “Semenjak risiko di pasar obligasi mulai meningkat, investor kerap meminta yield yang tinggi dalam beberapa lelang terakhir,” ungkap Desmon, Jumat (24/5).
Di samping itu, kondisi pasar obligasi nasional yang masih rawan membuat para investor kemungkinan akan memprioritas seri-seri tenor pendek pada lelang sukuk nanti.
Sementara itu, Desmon menyatakan, di tengah potensi tingginya permintaan yield dari investor, pemerintah diharapkan lebih efisien dan tidak terlalu jor-joran menerbitkan sukuk melalui lelang.
Apalagi, berkat strategi front loading, pemerintah sudah cukup sering menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sampai pertengahan kuartal kedua tahun ini. Termasuk di pekan lalu ketika pemerintah merilis Samurai Bond senilai ¥ 177 miliar.
“Yield SUN sekarang sudah cukup tinggi dan investor masih berekspektasi lebih. Kalau pemerintah terlalu memaksa diri, beban cost of fund di masa mendatang akan meningkat,” terang Desmon.
Sebagai informasi, pemerintah memasang target indikatif pada lelang kali ini sebesar Rp 6 triliun. Pada lelang sukuk nanti, pemerintah akan menawarkan 6enam seri antara lain SPN-S 01122019, PBS014, PBS019, PBS021, PBS022, dan PBS015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News