Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume perdagangan di pasar obligasi Indonesia berpotensi cenderung berada di level yang rendah pada hari-hari pertama usai libur lebaran.
Head of Fixed Income Prospera Asset Management Eric Sutedja menuturkan, sebagian investor, khususnya investor domestik, masih ada yang menjalani liburan. Alhasil, mereka belum bisa meramaikan perdagangan di pasar.
Penyebab lainnya, pemerintah baru akan menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) di pasar primer pada 18 Juni mendatang. Padahal, momen pelaksanaan lelang biasanya menjadi pemantik minat investor obligasi dalam negeri.
Sementara itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menilai, potensi minimnya transaksi di pasar obligasi pasca libur lebaran tidak berlaku bagi investor asing. “Transaksi obligasi oleh investor asing akan tetap banyak apalagi ada sejumlah kabar yang berpengaruh signifikan selama masa liburan,” terang dia beberapa hari lalu.
Terlepas dari itu, tidak ada salahnya apabila investor ingin tetap masuk ke pasar obligasi usai libur lebaran.
Menurut Farash, seri-seri obligasi benchmark dapat menjadi opsi bagi para investor, terutama yang bertipikal konservatif. “Jika ada perubahan harga di hari-hari pertama perdagangan, paling tidak kinerja obligasinya masih sama dengan benchmark,” ungkapnya.
Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana mengatakan, pasar obligasi Indonesia masih tetap menarik bagi para investor walau terdapat ancaman setelah libur Lebaran.
Ia juga yakin, masih ada peluang bagi pasar obligasi domestik untuk bangkit dalam waktu dekat. Salah satu katalis positifnya berasal dari tren penurunan yield US Treasury yang diharapkan menular terhadap pergerakan yield SUN.
Sekadar informasi, yield US Treasury tenor 10 tahun yang tercatat di Bloomberg berada di level 2,08% per akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News