kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai IPO, Indonesia Fibreboard (IFII) targetkan pendapatan Rp 800 miliar di 2020


Selasa, 10 Desember 2019 / 16:30 WIB
Usai IPO, Indonesia Fibreboard (IFII) targetkan pendapatan Rp 800 miliar di 2020
Pencatatan perdana saham PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII)


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengolahan kayu PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12) dengan meraup dana segar Rp 148,27 miliar. Usai melantai, perusahaan menargetkan pendapatan pada tahun 2020 mencapai Rp 800 miliar dan laba bersih Rp 110 miliar. 

Direktur PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk Ang Andri Pribadi menjelaskan strategi perusahaan adalah menggunakan 64% dana hasil IPO untuk melunasi utang kepada Bank Nord LB dan sisanya akan digunakan untuk belanja modal. 

"Dengan pelunasan ini tentu biaya bunga lebih kecil dan meningkatkan laba bersih kita pada akhir tahun," ujar Ang di BEI, Selasa (10/12). 

Baca Juga: Saham Indonesia Fibreboard Industry (IFII) naik 69,52% di perdagangan perdana

Pada akhir tahun ini, perusahaan menargetkan pendapatan mencapai Rp 650 miliar dan laba bersih mencapai Rp 72 miliar. 

Sedangkan pada periode Juni 2019, IFII mampu mengantongi penjualan bersih sebesar Rp 300,07 miliar yang sebanyak 76% berasal dari pasar ekspor. Sementara laba periode berjalan sebesar Rp 25,73 miliar. 

Untuk mencapai target pendapatan dan laba di tahun 2020, IFII lantas akan menggunakan sisa dana IPO untuk kebutuhan belanja modal. 

"Digunakan untuk rebalancing, peremajaan mesin dan beberapa produk, akan ada plywood yang baru tapi sejenis," jelas Ang. 

Menurut Ang, peremajaan mesin dilakukan untuk menunjang produksi. Saat ini kapasitas pabrik perusahaan mencapai 250.000 kubik per tahun dan direncanakan tumbuh 10% tahun depan. 

Perusahaan memproyeksikan kebutuhan dana untuk itu mencapai Rp 40 miliar, sekitar 18% dana tersebut berasal dari hasil IPO. 

Direktur Utama PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk Heffy Hartono menambahkan ke depan pasar kayu masih cukup prospektif. Di mana terdapat pertumbuhan permintaan sekitar 3%-4% per tahun baik di pasar domestik maupun global. 

Meskipun ada juga tantangan dari global akibat adanya perang dagang karena penjualan IFII paling banyak berasal dari pasar luar negeri. 

"Saat ini sekitar 75% ekspor,"ujar dia. 

Baca Juga: Indonesia Fibreboard (IFII) meraup Rp 148,26 miliar dari IPO

Dari jumlah ekspor tersebut sebanyak 50% berasal dari pasar Jepang. Meski angka ekspor besar, sejatinya market share kayu asal Indonesia di Jepang masih kecil sekitar 7% sedangkan sisanya dikuasai oleh New Zealand. Untuk itu IFII masih belum akan melakukan ekspansi melainkan akan terus menggarap pasar Jepang.

Heffy juga menambahkan langkah pemerintah yang berencana menghapus pajak pertambahan nilai (PPN) untuk penjualan kayu, dan menyederhanakan proses sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) membantu industri mereka memperbaiki kondisi cashflow.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×