Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk akan mengurangi utang dan ekspansi. Emiten baru dengan kode GHON ini akan menggunakan dana initial public offering (IPO) untuk membayar utang ke Bank Mandiri senilai sekitar Rp 90 miliar.
Jika dilunasi, sisa utang GHON akan menjadi Rp 60 miliar. "Dengan pembayaran utang ini, kami ingin perusahaan menjadi lebih sehat," ujar Rudolf P. Nainggolan, Direktur Utama GHON di Jakarta, Senin (9/4).
GHON mengantongi sekitar Rp 178,87 miliar dari IPO. Sekitar 50% dana itu memang dialokasikan untuk membayar utang. Lalu sisanya digunakan untuk modal kerja.
Saat ini GHON bergerak di bisnis penyewaan menara kepada operator telekomunikasi. Beberapa penyewa ini, di antaranya XL Axiata, Telkomsel, Indosat, Hutchinson, Smartfren, Sampoerna, First Media, dan Internux.
Tahun ini, GHON menyiapkan belanja modal (capex) sekitar 15% dari nilai aset menara saat ini. Sampai Desember lalu, setidaknya GHON sudah mengoperasikan 491 menara dengan 212 kolokasi.
Rudolf menyatakan, jika satu menara memiliki nilai investasi Rp 1 miliar, aset perusahaan berkisar Rp 491 miliar. Alhasil, belanja modal yang disiapkan sekitar Rp 73,65 miliar.
Tahun ini, GHON menargetkan pertumbuhan menara sekitar 15%. Sementara itu, pendapatannya ditargetkan
Rp 103 miliar. "Laba perusahaan sekitar 25% dari pendapatan," tambahnya.
Hingga 30 September 2017 , pendapatan GHON tercatat Rp 67,76 miliar. Lalu, laba bersih GHON telah naik 122% dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Dalam perhelatan IPO, GHON melepas 152,88 juta saham baru dengan harga harga penawaran Rp 1.170 per saham. Saat pembukaan perdagangan kemarin, saham GHON langsung melejit 50% ke level Rp 1.755 dan menyentuh level auto rejection.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News