kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai IPO, berikut target dan rencana bisnis Dana Brata Luhur (TEBE)


Senin, 18 November 2019 / 11:28 WIB
Usai IPO, berikut target dan rencana bisnis Dana Brata Luhur (TEBE)
Pencatatan perdana saham PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin (18/11). TEBE menjadi emiten ke-46 yang mencatatkan sahamnya di bursa pada 2019.

Dalam aksi korporasi ini, TEBE melepas 35 juta saham baru atau mewakili 2,72% dari seluruh modal yang disetor penuh setelah Initial Public Offering (IPO) dan Mandatory Convertible Loan (MCL) atau pinjaman wajib konversi.

Dari hasil IPO ini, TEBE meraup dana segar senilai Rp 38,36 miliar. Sebanyak 80% akan digunakan untuk kebutuhan modal anak usaha yakni PT Talenta Bumi dan 20% sisanya akan digunakan TEBE sebagai modal kerja.

Baca Juga: Resmi melantai di bursa, saham Dana Brata Luhur (TEBE) melesat 49,77%

Selain IPO, TEBE juga akan menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi MCL sebanyak 250 juta saham atau senilai Rp 274 miliar. Jumlah ini setara 20% dari seluruh total modal yang disetor penuh sebelum IPO atau 19,64% dari total modal disetor setelah IPO.

Diharapkan dengan IPO dapat mewujudkan visi misi TEBE menjadi perusahaan penyedia jasa infrastruktur dan transportasi batubara terintegrasi terkemuka di Indonesia.

Direktur Dana Brata Luhur Hendy Narindra mengatakan, tahun ini TEBE menargetkan dapat membukukan pendapatan hingga Rp 350 miliar. Sementara dari sisi bottom line, TEBE menargetkan dapat meraup laba bersih sekitar Rp 60 miliar-Rp 70 miliar.

"Sementara untuk tahun depan, penjualan (ditargetkan) mencapai 7 juta ton. Estimasi pendapatan bisa Rp 400 miliar - Rp 450 miliar dengan laba bersihnya sebesar Rp 100 miliar," ujar Hendy kepada Kontan.co.id usai pencatatan saham perdana di BEI, Senin (18/11).

Asal tahu saja, Dana Brata Luhur memiliki aset di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala di Kalimantan Selatan dalam bentuk pelabuhan/terminal batubara dan hauling road (jalur angkut) sepanjang 46 km. Sementara pelanggan (user) TEBE adalah penambang yang mempunyai Izin Usaha Penambangan (IUP) di wilayah tersebut.

Hendy mengatakan, di sekitar aset TEBE terdapat kurang lebih 50 penambang. Sebanyak 22 di antaranya telah menjadi pelanggan TEBE.

"Sehingga masih ada peluang untuk menambah pelanggan," lanjutnya.

Terkait harga komoditas batubara yang tengah melorot, Hendy tetap optimistis harga batubara akan segera pulih. 

Sebab, wacana pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) masih terus bergulir dan 22.000 MW diantaranya menggunakan energi batubara.

Menurut Hendy, pada tahun 2019 pengunan batubara mencapai 90 juta metrik ton. Diharapkan pada tahun 2025-2030, konsumsi batubara bisa menembus 160 juta ton.

"Dari kenaikan itu saja kita harapkan masuk ke Dana Brata Luhur. Jadi, saya cukup yakin dengan perkembangan perusahaan," tegasnya.

Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) hanya menawarkan 35 juta saham IPO, intip profilnya berikut

Untuk mengatasi kelesuan harga batubara, Hendy mengatakan tahun depan TEBE berencana masuk dalam bisnis coal trading melalui anak usahanya yakni PT Talenta Bumi Energi. 

Diharapkan, anak usaha ini mampu menyumbang volume pelabuhan TEBE yang dioperasikan oleh anak usaha lainnya, yakni PT Talenta Bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×