Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Sri Rejeki Isman Tbk mengakuisisi dua perusahaan tekstil nampaknya akan segera terealisasi. Sebab, emiten tekstil ini baru saja melakukan pembelian saham tahap pertama atas dua perusahaan tersebut.
Sejak akhir tahun lalu, emiten berkode saham SRIL ini telah berencana mengambil alih dua perusahaan tekstil, PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries. SRIL dan anak usahanya, PT Sinar Pantja Djaja (SPD) telah meneken perjanjian jual beli saham bersyarat serta melakukan transaksi tahap pertama terkait pembelian saham ini.
Menurut Direktur SRIL Allan Moran Severino, pada 7 Februari 2018, SRIL telah melakukan transaksi pengalihan saham Primayudha dan Bitratex tahap pertama. "Kami telah mengambil alih 82% saham di masing-masing perusahaan dari para penjual dengan total nilai transaksi sebesar US$ 69,70 juta," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Jumat (9/2).
Selanjutnya, SRIL akan melakukan pengalihan saham tahap kedua, di mana SRIL membeli 18% saham di masing-masing perusahaan tersebut. Transaksi yang memiliki nilai total sebesar US$ 15,3 juta ini akan dibayarkan dalam dua angsuran.
Allan menambahkan, angsuran pertama sebesar US$ 7,3 juta akan dibayarkan pada 20 Maret 2018. Sementara, sisanya akan dibayarkan setelah harga pembelian disepakati atau disesuaikan oleh penilai independen untuk menghitung nilai aset bersih Primayudha dan Bitratex pada tanggal pengalihan saham tahap pertama.
Sekitar 58% dana yang diperlukan untuk akuisisi ini diperoleh perusahaan dari hasil private placement yang dilakukan November 2017 lalu. Sisanya, sebanyak 42%, berasal dari kas internal.
Menurut Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam, keuangan emiten tekstil yang beroperasi di Solo, Jawa Tengah ini diprediksi bisa tumbuh pasca-akuisisi ini. "Setelah mengambil alih dua perusahaan ini, kami menargetkan top line kami tumbuh sekitar 35%-40% tahun ini," ujarnya.
Akuisisi ini juga bisa berdampak positif terhadap kondisi bottom line SRIL. Setelah pengambilalihan saham dua perusahaan ini selesai dilakukan, SRIL menargetkan laba bisa tumbuh sekitar 25% pada tahun ini.
Langkah akuisisi ini ditempuh guna memperluas pasar ekspor. Merujuk pada laporan keuangan kuartal III-2017, penjualan ekspor berkontribusi 53,34% terhadap total penjualan SRIL senilai total US$ 572,59 juta.
Dengan akuisisi ini, Welly memperkirakan porsi penjualan ekspor SRIL bisa tumbuh menjadi 60%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News