kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Upaya Resi Gudang Menjadi Pilar Ketahanan Pangan


Kamis, 16 Desember 2021 / 16:00 WIB
Upaya Resi Gudang Menjadi Pilar Ketahanan Pangan
ILUSTRASI. Kemitraan berbasis resi gudang yang diinisiasi PT Kliring Berjangka Indonesia. Upaya Resi Gudang Menjadi Pilar Ketahanan Pangan


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Resi gudang sudah berjalan lebih dari 15 tahun kerap dilihat hanya berfungsi memenuhi kesejahteraan para petani dan pemilik komoditas. Namun, instrumen ini ekonom nilai juga bisa menjadi bagian untuk mendukung ketahanan pangan nasional, terutama dari sisi rantai pasok. 

Izza Mafruhah, Pengamat Ekonomi dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sebelas Maret Surakarta mengatakan dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12),  resi gudang dapat membantu produksi berupa pembiayaan dan juga aspek penjagaan harga untuk menekan laju inflasi. 

Hal ini karena hasil pertanian adalah salah satu produk yang tergantung pada kondisi alam dan musim, dan tanaman pangan membutuhkan masa sekitar 3 sampai 4 bulan sekali panen. Pada saat panen raya jumlah produk melimpah sehingga harga turun sebaliknya pada masa tanam dan produksi harga tinggi dan menyebabkan fluktuasi harga. 

Salah satu alternatif dalam mengatasi fluktuasi harga  adalah dengan menyiapkan saluran distribusi yang menjaga ketersediaan barang sekaligus meredam fluktuasi harga agar tidak merugikan baik petani maupun konsumen, dan itu bisa dengan melalui sistem resi gudang. 

Baca Juga: Perbaiki infrastruktur, Bupati Jember targetkan perbaikan 1.000 km jalan

Izza mengatakan perlu upaya bersama dari para pemangku kepentingan, baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan juga media perlu melakukan kolaborasi untuk mengoptimalkan sistem resi gudang ini dalam mendukung ketahanan pangan. 

Beberapa upaya yang perlu dilakukan adalah, pertama,  melakukan sosialisasi tentang SRG, tujuan, aktivitas serta upaya yang dilakukannya termasuk dalam hal bantuan pembiayaan yang bisa diberikan kepada pelaku usaha. Langkah ini perlu dilakukan oleh pemerintah termasuk dengan menggandeng akademisi dan media. 

Kedua, meningkatkan kemudahan dan keterjangkauan akses pembiayaan kepada pihak petani dan pelaku usaha pertanian agar tidak terjebak pada pembiayaan illegal. 

Ketiga,  bekerjasama dengan pelaku usaha di bidang pemasaran agar mampu menyalurkan barang kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau. 

Baca Juga: Harga emas siang ini di Pegadaian, Jumat 19 November 2021

Keempat, melakukan pendekatan kepada pihak pemerintah khususnya dalam penjaminan pinjaman (government guarantee) terhadap petani dan UMKM terkait.  

Terkait Sistem Resi Gudang untuk ketahanan pangan, Agung Rihayanto, Direktur PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang berperan sebagai pusat registrasi resi gudang mengatakan sistem resi gudang dapat dimanfaatkan dari sisi supplay chain atau rantai pasoknya. 

"Pada intinya bicara ketahanan pangan adalah tentang ketersediaan dan keterjangkauan masyarakat terhadap kebutuhan pangan, " kata Agung dalam keterangan tertulis, Kamis (16/12). 

Pemanfaatan resi gudang di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Data dari PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menunjukkan, tahun 2021 sampai bulan November, jumlah resi gudang yang diregistrasi mencapai 582  RG yang terdiri dari 11 Komoditas, dengan total volume sebesar 12,3 Juta Kg dan nilai barang sebesar Rp. 484,1 Miliar. Adapun dari sisi pembiayaan, sepanjang 2021 sampai bulan November telah mencapai Rp 261 Miliar. 

Baca Juga: Harga emas spot menguat ke US$ 1.862,97 per ons troi pada tengah hari ini (19/11)

Sedangkan sepanjang tahun 2020, jumlah RG yang di registrasi mencapai 427 RG yang terdiri dari 7 Komoditas, dalam  volume 9,6 juta Kg dengan nilai barang sebesar Rp 200,7  Miliar. Sedangkan pembiayaannya mencapai Rp 93,8 Miliar.

Terkait pemanfaatan resi gudang, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk ke Sistem Resi Gudang meliputi Beras, Gabah, Jagung, Kopi, Kakao, Karet, Garam, Lada, Pala, Ikan, Bawang Merah, Rotan, Kopra, Teh, Rumput Laut, Gambir, Timah, Gula Putih Kristal, Kedelai serta Ayam Karkas Beku.  

Agung Rihayanto  menambahkan sebagai Pusat Registrasi, ke depan kami akan terus berupaya untuk meningkatkan peran penting resi gudang ini dalam konteks ketahanan pangan. Berbagai upaya baik itu sosialisasi, edukasi, serta kerjasama dengan berbagai pihak sebagai offtaker (stand by buyer).  

Selain itu, dalam hal pembiayaan, pihaknya juga terus berupaya untuk mengajak lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank untuk turut serta dalam pembiayaan resi gudang. pihaknya optimis, ke depan resi gudang ini akan mampu menjadi salah satu pilar dalam penciptaan ketahanan pangan nasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×