Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT UOB Kay Hian Sekuritas tengah menyiapkan lima perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana sahamĀ atau initial public offering (IPO) hingga akhir tahun 2019. Sekuritas itu telah menerima mandat untuk mengawal tujuh perusahaan. Hanya saja yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat ini baru lima calon emiten.
Head of Financial UOB Kay Hian Sekuritas Nefo Handojo menyatakan, sebenarnya ada sembilan perusahaan yang ingin melakukan aksi korporasi. Secara rinci, tujuh perusahaan akan IPO dan dua perusahaan melakukan aksi rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
"Sampai sejauh ini, belum ada tambahan dari sembilan itu. Semua masih dalam proses," ujar Nefo kepada Kontan.co.id, Senin (23/9).
Baca Juga: Kresna Sekuritas getol bawa start up IPO, ingin menggaet milenial
Nantinya, lima calon emiten yang akan melantai di bursa di akhir tahun 2019 tersebut akan menggunakan buku cut off Juni 2019. Nefo juga mengatakan para calon emiten itu berasal dari berbagai sektor, di antaranya pertambangan dan konsumer. Sementara, nilai total dana yang dihimpun dari perusahaan yang ada di-pipeline UOB berkisar Rp 700 miliar - Rp 800 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, UOB Kay Hian Sekuritas mencatatkan penurunan pendapatan 12,8% menjadi Rp 47 miliar dari periode sama tahun 2018 sebesar Rp 53,9 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh pendapatan kegiatan perantara perdagangan efek atau brokerage yang turun 31,39% menjadi Rp 25,5 miliar dibandingkan tahun periode sama tahun lalu senilai Rp 37,17 miliar.
Namun, pendapatan kegiatan penjamin emisi efek atau underwriting melonjak lebih dari 100% menjadi Rp 15,12 miliar daripada semester I 2018 yang sebesar Rp 6,64 miliar.
Menurut Nefo, kenaikan tersebut dikarenakan pihaknya memang sedang fokus pada bisnis underwriting. Sebab, UOB melihat bisnis trading sedang mengalami penurunan.
Baca Juga: Ini target kinerja Gunung Raja Paksi (GGRP) setelah resmi melantai di BEI
UOB Kay Hian Sekuritas juga sedang fokus mengawal perusahaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk IPO. "Peluang itu kami lihat sejak dua tahun lalu. Banyak UMKM yang berminat masuk bursa karena ingin mengembangkan bisnisnya," jelas Nefo.
Sejauh ini dari 29 sekuritas yang menjadi penjamin emisi saham di Indonesia, UOB Kay Hian SekuritasĀ menjadi jawara dari sisi jumlah menjadi underwriter yakni sembilan perusahaan IPO.
IPO yang dikaver UOB Kay Hian Sekuritas antara lain PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA); PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), PT Golden Flower Tbk (POLU); PT Communication Cbl Sys Indisa Tbk (CCSI); PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST); PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI); PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO); PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA); dan yang baru melantai pada pekan lalu yaitu PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP). Sedangkan, total nilai emisi yang dikaver UOB saat ini mencapai sekitar Rp 1,5 triliun.
Baca Juga: Berikut daftar lengkap 22 calon emiten yang siap IPO hingga akhir tahun ini
Secara total, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan ada 57 perusahaan yang IPO hingga akhir tahun ini. Per Senin (23/9), tercatat baru ada 37 perusahaan yang resmi melantai di bursa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News