Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) akhirnya membeberkan aliran dananya di PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) selama kuartal I lalu. Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Sekretaris Perusahaan UNSP Fitri Barnas, menjelaskan, dana terbesar mengalir ke rekening Indo Green International BV senilai Rp 1,24 triliun.
Indo Green adalah perusahaan patungan 10 lembaga investasi yang berdiri pada 2008. Dari kebutuhan modal awal US$ 110 juta, UNSP menyumbang US$ 30 juta. Alhasil, di perusahaan yang menggarap proyek sawit seluas 50.000 hektare di Kalimantan ini, UNSP memiliki 31% saham.
Semula, investor lain, yang menyetor modal US$ 80 juta, menguasai 69% saham yang tersisa. Namun, setelah masuknya dana hasil rights issue yang semula ditempatkan di BACA, UNSP kini menjadi pemilik terbesar Indo Green.
Selain untuk membiayai akuisisi Indo Green, UNSP juga memakai dana yang semula tersimpan di BACA untuk membayar uang muka pembelian Domba Mas sebesar Rp 935 miliar. Kepada KONTAN, Direktur Keuangan UNSP Harry M. Nadir mengatakan, total kebutuhan untuk akuisisi Domba Mas mencapai sekitar Rp 2 triliun. "Kebutuhan kami untuk Domba Mas sampai akhir tahun ini sekitar Rp 1,5 triliun," jelas dia, kemarin (20/7).
UNSP juga memakai dana tadi untuk melunasi akuisisi aset Julang Oka Permana (perkebunan sawit) sebesar Rp 250 miliar, PT Citralaras Cipta Indonesia (perkebunan karet) Rp 135 miliar, dan Montan Intan Barakat (perkebunan sawit) Rp 275 miliar. Ketiga akuisisi ini baru kelar 16 Juli.
Sisa dana di BACA juga mengalir ke rekening investasi UNSP di AK Fund Hongkong sebesar Rp 237,2 miliar. Harry bilang, penempatan ini dilakukan untuk memaksimalkan hasil investasi. Perusahaan perkebunan ini juga menggunakan dana rights issue untuk uang muka pembukaan lahan Rp 204 miliar, pembayaran modal kerja
Rp 216,21 miliar, dan ganti rugi lahan Rp 8 miliar.
Harry menegaskan, per 31 Maret 2010, sebenarnya uang hasil rights issue itu sudah ditarik dari BACA. Tapi karena masalah administrasi, dana itu masih tercatat di laporan keuangan kuartal I UNSP. "Uangnya sudah dipakai untuk membayar akuisisi," imbuhnya.
Sementara itu Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Eddy Soeparno bilang, sebagai pemegang saham mayoritas, dalam rights issue UNSP Maret lalu, BNBR ikut menyetor modal US$ 200 juta. "Itu dana pinjaman yang langsung kita transfer ke rekening UNSP," kata dia, Senin kemarin (19/7).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News