Reporter: Abdul Wahid Fauzi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) untuk mengakuisisi Olekimia Grup Domba Mas sepertinya belum bisa terealisasi dalam waktu dekat. Walau sudah menandatangani perjanjian jual beli saham atau share purchase agreement (SPA) dengan manajemen Grup Domba Mas, UNSP harus mendapatkan persetujuan dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Thomas Arifin, Direktur Treasury, Financial Institutions & Spesial Assets Management Bank Mandiri menegaskan, UNSP harus menghadap manajemen BMRI. "Setelah penandatanganan SPA, 90 hari kemudian Bakrie harus datang ke kami (Mandiri) untuk membicarakan akuisisi ini," katanya.
Asal tahu saja, UNSP telah menandatangani SPA dengan Grup Domba Mas pada 16 Juli lalu. Artinya, UNSP harus membicarakan akuisisi Domba Mas ini kepada BMRI sekitar bulan Oktober. Maklum, saat ini seluruh aset Domba Mas telah dikuasai oleh para kreditur termasuk, BMRI.
Menurutnya, manajemen BMRI dan UNSP akan membicarakan tentang nilai akuisisi aset Domba Mas yang harus disetorkan kepada BMRI. Selain itu, BMRI dan UNSP juga akan membicarakan tentang teknis pembayaran akuisisi aset ini. "Yang pasti, tidak ada haircut utang pokok," ungkapnya. Selain itu, BMRI juga akan melihat isi perjanjian SPA tersebut.
Nah, jika dalam pembicaraan ini tidak menemui titik temu, BMRI bisa saja membatalkan transaksi jual beli ini. "Kalau tidak sesuai, bisa saja kami akan cari investor baru," tegasnya. Makanya, BMRI dan UNSP harus menemukan kata sepakat agar penjualan aset ini mampu mendatangkan keuntungan bagi BMRI. Pasalnya, penjualan aset ini akan masuk dalam pembukuan laba bersih BMRI.
Seperti diberitakan KONTAN, sebetulnya manajemen BMRI dan UNSP sudah mencapai kesepakatan tentang skema pembayaran akuisisi ini dari para krediturnya termasuk BMRI. UNSP baru akan membayar pokok utang pada tahun ketiga setelah pabrik olekimianya berjalan. Selain itu, pembayaran pokok utang ini akan dicicil UNSP selama tujuh tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News