Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona (Covid-19) turut menjegal kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR). Tercatat, lini bisnis penjualan alat berat, kontraktor pertambangan, dan pertambangan emas entitas Grup Astra tersebut turun. Lini bisnis yang tumbuh hanya lini bisnis penjualan batubara yang dijalankan PT Tuah Turangga Agung.
Terkait target operasional tahun ini, Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan cukup sulit untuk membuat indikator target yang pasti di tengah kondisi pandemi saat ini. “Kami memilih monitor dinamika pasar. Karena sulit membuat indikasi yang pasti,” ujar Sara saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (27/7).
Sebagai catatan, konstituen Indeks Kompas100 ini juga memangkas alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun ini. Alokasi capex UNTR tahun ini diestimasikan sekitar US$ 230 juta–US$ 250 juta. Jumlah ini menurun dibandingkan alokasi capex yang semula dianggarkan hingga US$ 450 juta.
Baca Juga: Tambang emas Martabe akan jadi penyelamat kinerja United Tractors (UNTR)
UNTR akan menggunakan capex untuk mengembangkan bisnis. Sara mengatakan, sekitar 60% dari capex akan dialokasikan untuk usaha kontraktor pertambangan, sementara sisanya disebar untuk unit bisnis lain. Per kuartal pertama 2020, konstituen Indeks Kompas100 ini telah menyerap belanja modal sebesar US$ 150 juta.
Dalam riset, Analis Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri memproyeksi penjualan alat berat Komatsu hingga akhir tahun hanya di kisaran 2.000 unit. Per semester pertama 2020, UNTR berhasil menjual 853 unit alat berat. Ini mencerminkan 43% dari target yang dipasang Danareksa Sekuritas.
Stefanus memperkirakan UNTR akan membukukan pendapatan yang lebih rendah pada kuartal kedua 2020, yang utamanya karena tekanan harga batubara. Hal ini salah satunya mengakibatkan volume penjualan Komatsu yang lebih rendah (turun 61,8% secara kuartalan) dengan kontribusi yang lebih rendah dari penjualan ke sektor pertambangan, yakni sebesar 35,6% di kuartal kedua 2020.
Baca Juga: Ini penyebab kinerja operasional United Tractors (UNTR) di semester I-2020 melempem
“Selain itu, dampak penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kuartal kedua akan semakin menurunkan margin dalam bisnis kontraktor penambangan. Tetapi, dengan UNTR melaporkan adanya kerugian valuta asing sebesar Rp 557miliar di kuartal pertama 2020, kami memperkirakan kerugian ini akan mengalami pembalikan di kuartal kedua,” tulis Stefanus dalam riset, Senin (27/7).
Stefanus mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham UNTR dengan target harga Rp 21.500. Salah satu pertimbangannya adalah harga emas yang semakin solid akan membantu UNTR untuk mengurangi tekanan pada pendapatan dari bisnis batubara yang tertekan.
Baca Juga: Semester I-2020, penjualan alat berat United Tractors (UNTR) turun 55%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News