kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.171.000   -3.000   -0,14%
  • USD/IDR 16.770   45,00   0,27%
  • IDX 8.041   -85,89   -1,06%
  • KOMPAS100 1.115   -15,24   -1,35%
  • LQ45 796   -13,08   -1,62%
  • ISSI 280   -3,76   -1,33%
  • IDX30 418   -6,67   -1,57%
  • IDXHIDIV20 480   -5,99   -1,23%
  • IDX80 122   -1,69   -1,37%
  • IDXV30 134   0,38   0,28%
  • IDXQ30 132   -1,76   -1,31%

United Tractors (UNTR) Ekspansi ke Sektor Non-Batubara, Simak Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 25 September 2025 / 18:57 WIB
United Tractors (UNTR) Ekspansi ke Sektor Non-Batubara, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT United Tractors Tbk (UNTR) berupaya memperluas portofolio bisnis di luar sektor batubara dengan mengakuisisi perusahaan tambang mineral.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) berupaya memperluas portofolio bisnis di luar sektor batubara. Salah satu strategi yang menjadi prioritas bagi UNTR adalah melakukan akuisisi perusahaan tambang mineral.

Yang terbaru, pada 12 September 2025 lalu, UNTR melalui PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) telah meneken Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan PT J Resources Nusantara (JRN) untuk pembelian 99,99996% saham PT Arafura Surya Alam (ASA) milik JRN. Total nilai perusahaan (enterprise value) dalam transaksi ini tercatat sebanyak US$ 540 juta. 

Investor Relations Manager United Tractors Ari Setyawan mengatakan, proses penyelesaian akuisisi Tambang Emas Doup ditargetkan paling lambat 23 Desember 2025. Dia juga menyebut, sumber pembiayaan untuk akuisisi Tambang Emas Doup berasal dari pendanaan internal antara UNTR dan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) selaku pemegang saham DTN.

Baca Juga: UNTR Bidik Akuisisi Tambang Mineral, Buka Peluang Ekspansi hingga ke Australia

“Rencana akuisisi ini sejalan dengan strategi diversifikasi bisnis UNTR, khususnya di sektor mineral,” ujar dia dalam Workshop Wartawan bersama United Tractors, Kamis (25/9/2025).

Saat ini, Tambang Emas Doup belum beroperasi. Setelah proses akuisisi ini tuntas, rencananya UNTR bakal membangun fasilitas pemrosesan dan infrastruktur pendukung. Fasilitas tersebut bakal memiliki kapasitas produksi bijih ore sebanyak 3 juta ton per tahun yang kemudian dapat menghasilkan emas sebanyak 140.000—155.000 ons troi per tahun.

“Harapannya pada 2028 nanti Tambang Emas Doup bisa mulai berproduksi dan saat itu juga mulai memberi kontribusi kepada pendapatan UNTR,” kata Ari.

Jika sudah beroperasi, Tambang Emas Doup tentu akan mengerek kapasitas produksi emas UNTR secara konsolidasi. Saat ini, UNTR mengandalkan Tambang Emas Martabe milik PT Agincourt Resources dan Tambang Emas Sumbawa milik PT Sumbawa Jutaraya untuk memacu lini bisnis emasnya.

Agincourt Resources mampu memproduksi emas sebanyak 220.000—230.000 ons troi per tahun, sedangkan Sumbawa Jutaraya menghasilkan emas sebanyak 18.000 ons troi per tahun dan bisa dioptimalkan hingga 30.000—40.000 ons troi per tahun.

“Kapasitas produksi emas kami bisa naik 1,5 kali lipat ke depannya,” imbuh dia.

Langkah UNTR tidak berhenti sampai di situ. Anak usaha Grup Astra ini membuka peluang untuk kembali mencari tambang mineral baru untuk diakuisisi, termasuk di luar Indonesia yakni di Australia yang dipandang memiliki potensi cadangan mineral melimpah.

“Ada beberapa proyek yang sedang kami kaji tapi belum bisa disampaikan. Untuk akuisisi, kami bisa cari di luar Indonesia, seperti Australia,” ungkap Ari.

Dia menambahkan, UNTR juga melirik untuk mengakuisisi tambang mineral tembaga. Hal ini juga telah menjadi kajian internal perusahaan. Perusahaan ini jelas sangat mempertimbangkan prospek harga dan permintaan komoditas tersebut pada masa depan.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Likuidasi Salah Satu Anak Usahanya

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, aktifnya UNTR dalam mengakuisisi aset non-batubara menunjukkan adanya strategi transformasi jangka panjang dari modal bisnis yang semula bergantung pada batubara menuju portofolio yang lebih terdiversifikasi dan berkelanjutan.

Ekspansi ini menjadi respons strategis UNTR terhadap tren global terkait dekarbonisasi dan transisi energi yang secara bertahap akan menekan prospek jangka panjang industri batubara. Selain itu, kontribusi pendapatan dari sektor kontraktor tambang dan alat berat yang cenderung stagnan turut menjadi alasan UNTR untuk mengembangkan sumber pendapatan baru yang lebih tahan banting, seperti emas dan mineral strategis.

“Tantangan yang dihadapi UNTR ketika berekspansi tidak ringan, antara lain risiko integrasi operasional, perizinan, volatilitas harga emas dan logam dasar, serta faktor geopolitik jika ekspansi dilakukan di luar negeri,” terang dia, Kamis (25/9/2025).

Ekky juga menganggap, UNTR memiliki keunggulan dari sisi kapasitas pendanaan. Apalagi, posisi kas dan setara kas UNTR per semester I-2025 masih sangat kuat atau lebih dari Rp 30 triliun. Hal ini memberi ruang besar bagi UNTR untuk membiayai ekspansi secara internal tanpa perlu bergantung pada pendanaan eksternal dalam jangka pendek.

“Jika diperlukan, UNTR juga memiliki akses ke sumber pembiayaan yang luas melalui induk usaha Astra maupun pasar modal,” tutur dia.

Menurut Ekky, saham UNTR cocok untuk investor yang mencari kestabilan dan potensi rerating dari diversifikasi bisnis. Untuk jangka menengah, harga saham UNTR ditargetkan berada di kisaran Rp 30.000—31.000 per saham.

Selanjutnya: Ekspansi HPAL Berpotensi Kerek Kinerja Harum Energy (HRUM), Cek Rekomendasinya

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Jumat 26 September 2025, Banyak Tantangan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×