kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

United Tractors (UNTR) Buka Peluang Akuisisi pada 2025, Sektor Mana yang Diincar?


Rabu, 08 Januari 2025 / 07:44 WIB
United Tractors (UNTR) Buka Peluang Akuisisi pada 2025, Sektor Mana yang Diincar?
ILUSTRASI. PT United Tractors Tbk (UNTR) siap meneruskan agenda ekspansi pada 2025. Fokusnya masih mengarah ke pengembangan portofolio bisnis non-batubara


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) siap meneruskan agenda ekspansi pada tahun 2025. Fokus emiten Grup Astra ini masih mengarah pada pengembangan portofolio bisnis non-batubara, sembari meningkatkan keunggulan operasi pada entitas yang sudah ada.

Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengungkapkan UNTR tetap memantau peluang yang layak (feasible) untuk melakukan pengembangan secara anorganik pada segmen pertambangan mineral dan energi baru & terbarukan (EBT). Artinya, UNTR masih membuka opsi untuk melakukan akuisisi pada kedua segmen tersebut.

Tapi, Sara belum membeberkan bagaimana rencana akuisisi UNTR pada tahun ini. Dia hanya memberikan gambaran, peluang untuk ekspansi pada segmen mineral terbuka pada komoditas emas, nikel, tembaga dan bijih besi. 

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Siap Menggeber Ekspansi di Tahun 2025

"Untuk EBT peluangnya di tenaga aliran sungai (river flow), tenaga surya, panas bumi dan waste to energy," kata Sara kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).

Sembari melihat peluang untuk melanjutkan ekspansi di bisnis mineral dan EBT, UNTR tetap mengoptimalkan konsesi pertambangan batubara yang sudah beroperasi. 

"Memastikan proses produksi yang efisien. Ada target peningkatan penjualan batubara secara moderat," imbuh Sara.

Pada tahun ini, UNTR mengerek naik target operasional dari mayoritas segmen bisnisnya. Di bisnis batubara, UNTR menargetkan penjualan sekitar 14 juta ton. Kemudian di bisnis alat berat, UNTR menargetkan penjualan sebanyak 4.600 unit. 

Lanjut ke bisnis jasa pertambangan, UNTR menargetkan produksi batubara klien sekitar 150 juta - 152 juta ton. Sedangkan volume pemindahan lapisan penutup alias overburden removal masih stabil di level 1,2 miliar - 1,3 miliar bank cubic meter (bcm). 

Pada segmen emas, UNTR mengejar penjualan emas sekitar 240.000 troy ons. Sementara di bisnis nikel, UNTR menargetkan penjualan sebanyak 2 juta wet metric ton nickel ore.

Guna mencapai target tersebut, UNTR mengalokasikan belanja modal (capex) untuk kebutuhan operasional sekitar US$ 1 miliar. Stabil dibandingkan anggaran capex pada tahun lalu. 

Sekitar 60% dari capex UNTR dialokasikan untuk lini bisnis kontraktor pertambangan, 20% untuk infrastruktur tambang emas dan nikel, dan 20% digunakan untuk keperluan lainnya. Capex operasional ini akan menggunakan kas internal. 

Baca Juga: ASII Dibayangi Banyak Tekanan, tapi Tetap Ada Peluang Pertumbuhan

"Fokus UNTR adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan keunggulan operasi di setiap lini bisnisnya, baik yang sudah established maupun yang masih dalam tahap pengembangan," tandas Sara.

Rekomendasi Saham

Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Djamal dan Muhammad Wafi dalam riset terbaru yang dirilis Selasa (7/1) menyematkan outlook yang positif untuk UNTR. Fauzan dan Wafi menyoroti empat faktor yang dapat menopang kinerja UNTR pada tahun ini.

Pertama, permintaan alat berat yang masih kuat, khususnya pada segmen mesin besar yang bisa memberikan margin lebih baik dibandingkan alat berat kapasitas kecil. Kedua, ketahanan kontraktor tambang terhadap volatilitas harga batubara, dan dengan potensi kontrak tambang yang berkelanjutan.

Ketiga, pendapatan tambahan dari diversifikasi mineral yakni dari penjualan nikel dan emas. Keempat, UNTR memiliki margin yang stabil di tengah tantangan pasar. 
Fauzan dan Wafi pun menilai saham UNTR layak dipertimbangkan sebagai pilihan investasi jangka panjang, dengan rekomendasi buy untuk target harga Rp 36.000.

Baca Juga: Menanti January Effect, Ada Peluang Menadah Saham Blue Chip yang Sudah Murah

Dalam estimasi tersebut, ada potensi kenaikan harga saham setinggi 42%, dengan dividen yield 8%. 

"Valuasi kami menunjukkan target P/E sekitar enam kali, mendekati rata-rata lima tahun dengan potensi kenaikan yang kuat," ungkap riset tersebut.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi menyoroti kenaikan target operasional pada hampir semua segmen bisnis berpotensi mendongkrak kinerja keuangan UNTR. Imam mencontohkan kenaikan target penjualan alat berat sebesar 5,74% dari target 4.350 unit pada tahun lalu menjadi 4.600 unit pada tahun ini.

Target tersebut mencerminkan optimisme permintaan yang stabil dari sektor tambang, infrastruktur dan konstruksi. 
"Penjualan alat berat merupakan salah satu penyumbang utama pendapatan UNTR, sehingga kenaikan ini akan berdampak positif terhadap top line perusahaan," ujar Imam.

Dari sisi capex operasional, alokasi yang besar ke segmen kontraktor pertambangan menunjukkan fokus UNTR yang masih menjaga performa mesin utama pendapatannya. 

"Namun hal ini akan kembali lagi pada bagaimana tren permintaan batubara," ungkap Imam.

Secara bersamaan, ekspansi di bisnis non-batubara terutama EBT, perlahan akan mengurangi ketergantungan UNTR terhadap batubara yang terus dibayangi oleh tekanan global menuju dekarbonisasi.

"Hal ini juga akan memberikan pendapatan tambahan dan mereduksi volatilitas kinerja dengan adanya diversifikasi yang semakin banyak," imbuh Imam.

Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menambahkan, prospek kinerja UNTR terkait erat dengan siklus dan pergerakan harga komoditas. Katalis eksternal bisa datang dari kucuran stimulus di China, yang berpotensi mengerek pergerakan harga komoditas.

Fath memprediksi, efek dari kondisi tersebut akan lebih terlihat pada kuartal kedua atau awal semester II-2025. Secara teknikal, UNTR memiliki support di level Rp 25.000 dan resistance pada posisi harga Rp 26.600. 

Tak jauh berbeda, Imam menghitung support psikologis UNTR berada di level Rp 25.000 dan resistance terdekat di posisi Rp 26.775. Sedangkan Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan harga saham UNTR saat ini masih berada di fase downtrend.

Meski begitu, kondisi ini bisa menjadi peluang untuk koleksi saham UNTR dengan strategis buy on weakness memperhatikan support Rp 24.450 dan resistance Rp 26.225 untuk target harga Rp 26.775 - Rp 27.325. Pada perdagangan Selasa (7/1), harga UNTR menguat 1,77% ke posisi Rp 25.850 per saham. 

Selanjutnya: United Tractors (UNTR) Siap Menggeber Ekspansi di Tahun 2025

Menarik Dibaca: Simak Cara Sehat Mengatur Waktu Layar Anak Remaja Saat Libur Sekolah menurut TikTok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×