kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Unit usaha akan mendongkrak kinerja Astra International (ASII) di tahun ini


Senin, 29 Maret 2021 / 19:44 WIB
Unit usaha akan mendongkrak kinerja Astra International (ASII) di tahun ini
ILUSTRASI. Suasana kantor pusat PT Astra International Tbk (ASII) di Jalan Sudirman, Jakarta. KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan pendapatan Rp 175 triliun pada tahun 2020, turun 26,19% secara year on year (yoy), daripada tahun 2019 yang mencapai Rp 237 triliun. Hal ini dikarenakan imbas dari penjualan kendaraan yang turun 49,65% secara yoy, menjadi 270.076 unit dibandingkan dengan tahun 2019 yang mencapai 536.402 unit.

Dari segi pendapatan bersih, ASII juga mengalami penurunan 25,53% secara yoy menjadi Rp 16,2 triliun dari Rp 27,7 triliun di tahun 2019. Menurut riset dari Research Associate MNC Sekuritas Catherina Vincentia yang dirilis pada 23 Maret, penurunan yang terjadi di tahun 2020 dan pandemi sangat berpengaruh terhadap industri otomotif.

Catherina bilang, dengan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat, vaksinasi yang berlangsung, dan insentif PPnBM 0% akan sangat membantu pemulihan penjualan mobil di Indonesia tahun 2021. Ia memperkirakan lebih dari 700.000 unit kendaraan akan terjual pada tahun ini. 

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) realisasi penjualan wholesales di sepanjang 2020 anjlok 48,3% dari tahun sebelumnya, sedangkan penjualan ritel minus 44,5%.

Baca Juga: Penjualan batubara dan emas naik, simak rekomendasi saham United Tractors (UNTR)

Di awal Maret 2021, pemerintah mengesahkan kebijakan insentif PPnBM kendaraan mobil. 
 
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta kebijakan ini dianggap akan memberikan kesempatan bagi masyarakat kelas menengah untuk memiliki kendaraan baru, yang dampaknya akan terasa bagi perputaran ekonomi.

“Inovasi produk otomotif juga tiap tahun sangat dinamis pada masa pandemi. Tentunya bisa dibarengi dengan adanya fenomena peristiwa bulan suci ramadhan maupun idul fitri, yang akan membuat penjualan kendaraan kemudian juga meningkat, di akhir tahun juga semestinya penjualan penghabisan stok akan terjadi, karena di awal tahun nanti bakal ada produksi kendaraan baru,” kata Nafan kepada Kontan.co.id Senin (29/3).

Akan tetapi, ada kendala yang akan menghambat ASII di tahun ini, menurut Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri dalam risetnya yang dirilis pada 9 Maret, ASII saat ini dihadapkan pada kendala pasokan bahan baku produksi mobil. 

Ia melihat bahwa ada potensi kenaikan penjualan mobil, dan manajemen ASII saat ini sedang dihadapkan pada kekurangan pasokan semikonduktor, Toyota dan Daihatsu sedang mencari sumber semikonduktor lain untuk mengatasi masalah ini.

Apalagi, Stefanus menganggap ASII dihadapkan pada masa bulan Ramadan di bulan April-Mei 2021, dan akan berdampak pada produksi mobil di kuartal II. Dengan segala kondisi yang sedang ASII hadapi, Stefanus memproyeksikan penjualan mobil di tahun ini sebanyak 780.000 unit, atau naik 46,5% secara yoy.

ASII saat ini sedang mendukung program pemerintah untuk mengembangkan kendaraan listrik sebagai salah satu program kampanye pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Ada beberapa strategi yang dilakukan perusahaan seperti menyediakan model kendaraan hybrid, HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), dan BEV (Battery Electric Vehicle).

Baca Juga: IHSG naik 0,82% ke 6.173,21 pada sesi I, saham ANTM melompat 10,55%

Melalui Lexus dan Toyota, ASII sudah memiliki 10 model kendaraan listrik, dengan 8 model HEV, 1 model PHEV, dan 1 model BEV. Strategi lain juga dilakukan dengan mengedukasi para konsumer dari keuntungan dari kendaraan listrik untuk mendorong permintaan, serta memulai produksi lokal di akhir tahun 2022.

Akan tetapi, hal ini akan mengalami kendala, terutama setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan kenaikan tarif mobil bertipe Hybrid menjadi 5%. Ia akan memberikan tarif PPnBM pada tipe mobil HEV dan PHEV, dan untuk BEV akan tetap 0%. 

Catherina dalam risetnya mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan tersebut akan memberikan efek negatif terhadap manufaktur otomotif yang masih didominasi oleh kendaraan bertenaga bensin.

Selanjutnya, beberapa unit usaha ASII dinilai akan mengangkat kinerja ASII di tahun ini, Nafan menilai unit usaha Crude Palm Oil (CPO) dan kendaraan alat berat akan mendongkrak AALI di tahun ini. 

“Untuk CPO yang masih berada di titik uptrend masih dinilai berpotensi mendorong naiknya permintaan CPO, terutama akan memasuki bulan Ramadan,” katanya.  

Selain itu, untuk sisi kendaraan berat melalui United Tractor (UNTR), Stefanus dalam risetnya menilai bahwa pemulihan ekonomi akan mendorong bisnis otomotif dan keuangannya, harga batu bara yang kokoh akan membantu meningkatkan permintan alat berat, tidak hanya di sektor pertambangan tetapi juga di sektor konstruksi.

Senada, Nafan juga memproyeksikan bahwa dengan naiknya harga batu bara saat ini akan mendorong penjualan Komatsu yang selama dua bulan terakhir berhasil menjual 215 unit di bulan Januari, dan 201 unit di bulan Februari. Maka secara akumulasi selama dua bulan di tahun 2021, sudah 416 unit yang terjual.

Stefanus menyarankan untuk beli saham ASII dengan target harga Rp 7.500, Catherine merekomendasikan netral dengan target harga Rp 7.850, dan Nafan dengan akumulasi dengan target harga Rp 7.775.

Selanjutnya: Cermati Kesaktian Saham Top Gainers di Kuartal I, Sebagian Masih Membukukan Kerugian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×