Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi
Apalagi, Stefanus menganggap ASII dihadapkan pada masa bulan Ramadan di bulan April-Mei 2021, dan akan berdampak pada produksi mobil di kuartal II. Dengan segala kondisi yang sedang ASII hadapi, Stefanus memproyeksikan penjualan mobil di tahun ini sebanyak 780.000 unit, atau naik 46,5% secara yoy.
ASII saat ini sedang mendukung program pemerintah untuk mengembangkan kendaraan listrik sebagai salah satu program kampanye pemerintah untuk mengurangi emisi karbon. Ada beberapa strategi yang dilakukan perusahaan seperti menyediakan model kendaraan hybrid, HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), dan BEV (Battery Electric Vehicle).
Baca Juga: IHSG naik 0,82% ke 6.173,21 pada sesi I, saham ANTM melompat 10,55%
Melalui Lexus dan Toyota, ASII sudah memiliki 10 model kendaraan listrik, dengan 8 model HEV, 1 model PHEV, dan 1 model BEV. Strategi lain juga dilakukan dengan mengedukasi para konsumer dari keuntungan dari kendaraan listrik untuk mendorong permintaan, serta memulai produksi lokal di akhir tahun 2022.
Akan tetapi, hal ini akan mengalami kendala, terutama setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan kenaikan tarif mobil bertipe Hybrid menjadi 5%. Ia akan memberikan tarif PPnBM pada tipe mobil HEV dan PHEV, dan untuk BEV akan tetap 0%.
Catherina dalam risetnya mengatakan bahwa dengan adanya kebijakan tersebut akan memberikan efek negatif terhadap manufaktur otomotif yang masih didominasi oleh kendaraan bertenaga bensin.
Selanjutnya, beberapa unit usaha ASII dinilai akan mengangkat kinerja ASII di tahun ini, Nafan menilai unit usaha Crude Palm Oil (CPO) dan kendaraan alat berat akan mendongkrak AALI di tahun ini.
“Untuk CPO yang masih berada di titik uptrend masih dinilai berpotensi mendorong naiknya permintaan CPO, terutama akan memasuki bulan Ramadan,” katanya.
Selain itu, untuk sisi kendaraan berat melalui United Tractor (UNTR), Stefanus dalam risetnya menilai bahwa pemulihan ekonomi akan mendorong bisnis otomotif dan keuangannya, harga batu bara yang kokoh akan membantu meningkatkan permintan alat berat, tidak hanya di sektor pertambangan tetapi juga di sektor konstruksi.
Senada, Nafan juga memproyeksikan bahwa dengan naiknya harga batu bara saat ini akan mendorong penjualan Komatsu yang selama dua bulan terakhir berhasil menjual 215 unit di bulan Januari, dan 201 unit di bulan Februari. Maka secara akumulasi selama dua bulan di tahun 2021, sudah 416 unit yang terjual.
Stefanus menyarankan untuk beli saham ASII dengan target harga Rp 7.500, Catherine merekomendasikan netral dengan target harga Rp 7.850, dan Nafan dengan akumulasi dengan target harga Rp 7.775.
Selanjutnya: Cermati Kesaktian Saham Top Gainers di Kuartal I, Sebagian Masih Membukukan Kerugian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News