Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya level indeks Inter Dealer Market Association (IDMA) diprediksi hanya sementara. Indeks diprediksi akan kembali naik dan membawa prospek Surat Utang Negara (SUN) semakin menarik ke depannya.
Sebagai informasi, mengutip Bloomberg pada perdagangan Senin (2/3) indeks IDMA tercatat berada di level 99, turun dari level sebelumnya yakni 99,39 per Jumat (28/2).
Penurunan tersebut sekaligus jadi yang terendah dalam tujuh bulan terakhir dan mencerminkan harga SUN yang sudah jatuh ke level terendah selama periode tersebut.
Baca Juga: Indeks IDMA sentuh level bawah, SUN masih tetap menarik
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula menjelaskan setelah hampir dua bulan bond market rally, maka terjadi konsolidasi dalam minggu terakhir.
Hal tersebut lebih karena sentimen global yang memburuk dengan aliran dana keluar dari emerging market dan masuk ke safe haven seperti US Treasury di Amerika Serikat (AS).
Alhasil, outflow yang berlangsung pekan lalu turut menyebabkan kurs Rupiah melemah ke kisaran Rp 14.000 per dollar AS. Namun, Ezra meyakini kondisi tersebut hanya terjadi sementara.
"Kami melihat kondisi hanya temporer karena fundamental untuk pasar obligasi masih kuat," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/3).
Baca Juga: Tunggu suku bunga dipangkas lagi, indeks IDMA bakal kembali naik
Apalagi, dia menambahkan tingkat inflasi Indonesia yang rendah, disertai tren penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral global maupun domestik akan menopang pasar obligasi Indonesia. Kuncinya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa terjaga atau tetap stabil.
Selain itu, Ezra juga melihat demand atau permintaan terhadap SUN masih cukup tinggi, tercermin dari hasil lelang SUN hari ini (3/3) yang mencapai Rp 78,4 triliun.
Capain tersebut dinilai relatif solid dan menunjukkan permintaan SUN yang masih cukup kuat. Untuk itu, dia memperkirakan imbal hasil atau yield untuk SUN tenor 10 tahun berada di kisaran 6,25% hingga 6,5% di akhir 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News