Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Pasca aksi jual besar-besaran terhadap emas, para trader emas semakin pesimistis terhadap pergerakan emas. Hasil survei Bloomberg menunjukkan, 15 trader meramalkan harga emas akan merosot pada pekan depan. Sementara, enam trader optimistis harga emas akan naik dan lima lainnya memilih netral.
Seperti yang diketahui, pada Jumat (21/6) lalu, harga emas terperosok di bawah US$ 1.300 per troy ounce untuk kali pertama sejak September 2010 lalu. Aksi jual besar-besaran terhadap emas tersebut dipicu oleh langkah the Federal Reserve yang menyatakan akan mulai mengurangi nilai stimulusnya mulai akhir tahun ini dan menghentikan stimulus pada pertengahan tahun depan.
"Pernyataan dari the Fed menjadi sinyal bahwa bullish pada harga emas sudah berakhir. Salah satu yang menjadi faktor yang mendongkrak pesona emas, khususnya pada 2008 lalu, adalah quantitative easing. Jika QE dikurangi atau bahkan dihentikan, hal itu bukan sinyal yang baik bagi harga emas," papar Frederique Dubrion, president and chief investment officer Blue Star Advisors SA yang berbasis di Jenewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News