kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Turun lagi, BEI menganggap IHSG belum crash


Selasa, 20 Agustus 2013 / 14:12 WIB
Turun lagi, BEI menganggap IHSG belum crash
ILUSTRASI. PT Panca Budi Idaman Tbk


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I pada hari ini (20/8) ditutup turun 184,69 poin atau melemah 4,28% menjadi 4.128,82. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan penurunan IHSG ini dinilai wajar, seiring masih kuatnya penawaran dan permintaan transaksi di pasar modal.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa di Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat mengungkapkan, BEI sebagai regulator pasar modal terus berupaya melakukan pemantauan alias monitoring untuk perkembangan pasar saham.

"Regulator pasar hanya memastikan pasar terselenggara sesuai dengan aturan. Penurunan IHSG saat ini masih wajar, masih ada kekuatan 'supply and demand' di pasar saham," kata Samsul di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (20/8).

Menurut Samsul, saat ini penurunan yang terjadi di pasar modal masih wajar yaitu sebesar 4,2%. Menurutnya, penurunan ini belum menyebabkan otoritas BEI untuk melakukan langkah penghentian perdagangan saham sementara atau halting, yang dilakukan sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang dimiliki otoritas pasar modal.

"Saat ini pasar belum crash, karena penurunannya masih wajar. Memang ada sejumlah kendala di pasar modal, namun belum dalam rentang yang menyebabkan bursa melakukan langkah halting," ujar Samsul.

Samsul menambahkan, sebagai regulator pihaknya tidak dapat mempengaruhi transaksi di pasar. Karena itu, jika terjadi penurunan indeks secara signifikan dan mencapai batas tertentu, maka BEI akan melakukan langkah halting tersebut.

"Jika terjadi penurunan sampai di titik tertentu, maka kami akan lakukan halting. Langkah ini kami lakukan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada investor untuk berpikir ulang terkait kondisi pasar modal," ujar Samsul.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×