Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi PT PP Properti Tbk (PPRO) memilih menunda melakukan aksi korporasi yang berupa penerbitan obligasi korporasi.
Sebagai informasi, PPRO awalnya berencana menerbitkan obligasi II PP Properti Tahun 2023 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp 800 miliar.
Vice President of Corporate Secretary PPRO Ikhwan Putra menjelaskan, PPRO masih mempertimbangkan waktu yang tepat untuk melakukan menerbitkan obligasi.
"Terkait rencana penerbitan obligasi II, Perseroan melakukan penundaan terhadap penerbitan obligasi II PP Properti Tahun 2023 tersebut. Ini dikarenakan Perseroan mempertimbangkan waktu yang ideal dengan melihat kondisi dan volatilitas pasar saat ini, hingga waktu yang akan ditentukan kemudian," jelasnya kepada Kontan, Jumat (26/5) lalu.
Ia melanjutkan, PPRO tetap melanjutkan rencana kerja sebagaimana yang ditetapkan. PPRO tahun ini mengalokasikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) senilai Rp 161 miliar. Nilai ini sebagian besar akan dialokasikan untuk pengembangan proyek landed house di Cibubur dan Cilegon.
Baca Juga: Jaga Momentum Pertumbuhan Kinerja, Begini Strategi PP Properti (PPRO)
Tak hanya itu, capex juga akan digunakan untuk melanjutkan pembangunan Louvin Apartment dengan harapan juga dapat serah terima di tahun ini. Ikhwan menuturkan, sumber dana capex ini diperoleh dari pengelolaan kas internal perusahaan.
Untuk tahun ini, PPRO memasang sikap hati-hati lantaran adanya isu resesi akibat perang Rusia Ukraina. Sehingga untuk segi pendapatan diproyeksikan masih stabil dengan pencapaian 2022.
Hingga kini PPRO juga sudah melakukan serah terima beberapa proyek. Antara lain, unit ready stock Grand Dharmahusada Lagoon, Grand Sungkono Lagoon, Begawan, Alton, Amartha View, dan Gunung Putri Square.
PPRO menargetkan perolehan marketing sales di kisaran R p1,1 triliun hingga R p1,4 triliun di tahun ini.
Adapun hingga kuartal II-2023, PPRO memproyeksi akan menerima marketing sales di angka Rp 337 miliar. PPRO optimistis dapat mencapai target yang dipasang tersebut tahun ini.
"Tahun ini, target pertumbuhan laba dan pendapatan PPRO dipasang di sekitar 5% hingga 10% dibandingkan tahun lalu," paparnya.
Sementara itu, pada kuartal I-2023 ini, PPRO berhasil meraup laba bersih Rp 1,95 miliar, atau menanjak 51% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,29 miliar.
Pendapatan usaha PPRO mencapai Rp 219,25 miliar, alias turun 42% dari posisi sama tahun lalu sebesar Rp 380,96 miliar. Beban pokok penjualan PPRO juga capai Rp 179,92 miliar, turun 38% dari edisi sama tahun sebelumnya sejumlah Rp 346,15 miliar.
Alhasil, Laba kotor PPRO sebesar Rp 39,32 miliar, naik tipis 12% dari episode sama tahun sebelumnya senilai Rp 34,81 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News