Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) gencar mencari dana eksternal. Emiten sektor perkebunan ini berencana menerbitkan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) senilai Rp 200 miliar. Pengumuman ini tak lama setelah perusahaan mengutarakan niatnya menggelar Penawaran Umum Terbatas tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Non-HMETD) alias private placement.
Berdasarkan pengumuman di situs Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Rabu (29/10), penerbitan MTN itu akan dilakukan TBLA pada Kamis (30/10) besok. Tenor MTN yang dirilis TBLA dipatok selama 5 (lima) tahun hingga 30 Oktober 2019.
TBLA bakal membayar kupon MTN setiap 3 (tiga) bulan sekali mulai dari 30 Januari 2015. Penerbitan MTN ini merupakan aksi pencarian dana yang kedua kalinya dilakukan TBLA dalam sebulan terakhir.
Pada 23 Oktober lalu, TBLA juga sudah mengumumkan rencana penerbitan 400 juta saham Baru atau setara 8,09% modal ditempatkan dan disetor penuhnya lewat skema private placement. Harga saham private placement dibanderol Rp 715 per saham dengan total nilai Rp 286 miliar.
Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan rata-rata penutupan harga perseroan 25 hari berturut-turut di pasar reguler sebelum pengumuman yang hanya Rp 679 per saham. Investor yang akan menyerap saham Baru TBLA adalah Apex Strategic Fund dan Atrium Asia Investment Management Pte. Ltd.
Dua perusahaan investasi tersebut masing-masing akan bakal mengapit 4,04% saham TBLA. Aksi private placement ini menyebabkan dilusi kepemilikan pemegang saham lama sebesar 7,49%.
Kepemilikan PT Sungai Budi, misalnya, akan tergerus menjadi 27,8% dari 30,05%. Begitu juga PT Budi Delta Swakarya akan berkurang dari 28,63% menjadi 26,49%. Sementara itu kepemilikan Santoso Winata dan Widiarto masing-masing tergerus dari 0,05% menjadi 0,04%.
Sementara porsi masyarakat justru bertambah dari 41,22% menjadi 45,62%. Manajemen TBLA memasang harga private placement ini di Rp 715. Rencananya, dana tersebut untuk modal kerja dan pengembangan bisnis.
TBLA yakin aksi ini dapat memperkuat struktur permodalan. Lalu jumlah saham beredar yang meningkat juga menambah likuiditas. Tak hanya itu, TBLA juga bisa memperbaiki rasio keuangan. Rasio aset lancar TBLA akan meningkat dari 1,1 kali menjadi 1,24 kali.
Kemudian rasio liabilitas terhadap ekuitas menurun dari 1,98x kali menjadi 1,61 kali. Selain itu, kas dan setara kas TBLA bertambah 73% menjadi Rp 677,75 miliar. Sehingga nilai aset naik 4,55% menjadi Rp 6,66 triliun.
Untuk memuluskan aksi tersebut, TBLA akan meminta izin pemegang saham. TBLA bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 7 November 2014 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News