kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Tujuh sentimen ini akan menyetir langkah IHSG pada Agustus 2020


Senin, 03 Agustus 2020 / 04:52 WIB
Tujuh sentimen ini akan menyetir langkah IHSG pada Agustus 2020
ILUSTRASI. Pengunjung melintas dekat papan edukasi investasi di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Agustus 2020 akan dipengaruhi oleh banyak sentimen, baik internal maupun eksternal.

Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan, siklus selama 10 tahun terakhir menunjukkan penutupan di akhir bulan Agustus akan lebih rendah daripada pembukaan di awal bulan. Setidaknya, ada tujuh sentimen yang akan mempengaruhi IHSG pada bulan ini.

Pertama, menurut Aria, adalah adanya aksi profit taking (ambil untung) dan penyesuaian portofolio para investor sebelum berakhirnya kuartal ketiga 2020.

Kedua, perkembangan penanggulangan pandemi Covid19, stimulus yang diberikan oleh berbagai negara besar. Ketiga, serta ketegangan geopolitik di regional Asia. Keempat, bantuan likuiditas oleh pemerintah terhadap berbagai badan usaha milik Negara (BUMN) maupun korporasi juga akan menjadi suplemen bagi IHSG.

Baca Juga: Sepekan ke Depan Sentimen Domestik dan Global Berpotensi Kembali Menekan Rupiah

Kelima, Aria mengatakan pemotongan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) juga dapat menjadi sentimen bagi IHSG. Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, BI dinilai masih mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga acuan lebih rendah dari 4%.

Keenam, Aria juga memperingatkan adanya potensi aksi jual yang terjadi di Agustus ini. Laporan keuangan emiten di kuartal kedua  memang belum sepenuhnya keluar di akhir Juli sebagaimana biasanya karena adanya pelonggaran batas waktu penyampaian laporan keuangan sampai dengan 30 Agustus 2020.

“Oleh karena itu, dampak aksi jual kemungkinan memang berpengaruh di pergerakan IHSG bulan Agustus, tapi tidak akan sehebat di akhir Maret 2020 karena sudah diantisipasi oleh para investor,” ujar Aria kepada Kontan.co.id, Minggu (2/8).

Baca Juga: Indonesia dalam bayang-bayang resesi, bagaimana dampaknya ke IHSG?

Ketujuh, pembagian dividen yang telah dilakukan oleh sejumlah emiten pada Juli dan awal Agustus akan membuat pasar minim sentimen, sehingga para investor akan cenderung menunggu (wait and see) untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

Dengan proyeksi pesimistis, IHSG akan berada di level 4.850 hingga akhir Agustus 2020. Sementara dengan proyeksi optimistis, IHSG bisa nangkring di level 5.170.

Senada, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai aksi jual oleh investor asing juga berpotensi berlanjut di Agustus ini. Hanya saja, aksi jual ini tidak akan terlalu signifikan mengingat porsi kepemilikan saham investor asing sudah semakin sedikit.

Baca Juga: IHSG diprediksi naik pada Senin (3/8)

Sejak awal tahun atau secara year-to-date, jumlah net sell di semua pasar mencapai Rp 19,53 triliun, sementara di pasar regular jumlahnya mencapai Rp 36,06 triliun. Dalam sebulan, jumlah net sell sebesar Rp 3,27 triliun di semua pasar dan mencapai  Rp 3,16 triliun di pasar regular.

William menambahkan, beberapa minggu ini IHSG sudah mencatat peningkatan transaksi. “Ini adalah sentimen positif yang akan jadi penggerak pasar. Jadi ibaratnya sentimen internal,” ujar William, Minggu (2/8).

Baca Juga: Ini saham-saham yang masuk LQ45, IDX30, dan IDX80 mulai Senin (3/8)

Hingga akhir Agustus 2020, William memperkirakan IHSG akan bertengger di kisaran 5.157–5.265,  dengan pertimbangan akan ada sedikit gejolak dari efek laporan keuangan di kuartal kedua. Terkait dengan sentimen penemuan vaksin, William menyarankan pelaku pasar agar terus mengikuti perkembangannya.

“Apakah secepat yang diharapkan, atau apakah efek positif yang diberitakan akan benar-benar terjadi, yakni menyelesaikan penyebaran Covid-19,” pungkas dia. Dus, rekomendasi terbaik saat ini adalah trading untuk jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×