kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Trump berulah, rupiah bakal melanjutkan penguatan


Kamis, 05 Desember 2019 / 18:09 WIB
Trump berulah, rupiah bakal melanjutkan penguatan
ILUSTRASI. Petugas menata tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Rupiah sukses ditutup menguat 0,26% ke level Rp 14.068 per dolar AS pada hari ini.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah terhadap dolar AS cenderung menguat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali berulah dan berpeluang menunda kesepakatan perang dagang antara AS dan China di sisa 2019. Dengan begitu, peluang mata uang Garuda untuk melanjutkan penguatan di akhir pekan ini cukup besar. 

Berdasarkan catatan Bloomberg, pada perdagangan Kamis (5/12), rupiah sukses ditutup menguat 0,26% ke level Rp 14.068 per dolar AS dari penutupan sebelumnya. Sejalan dengan itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, juga menguat 0,22% menjadi Rp 14.094 per dolar AS. 

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, penguatan rupiah hari ini didominasi sentimen eksternal. Sebagaimana diketahui, terbaru Trump mengungkapkan bahwa dirinya belum berniat untuk melakukan negosiasi dagang tahun ini, dan berencana melanjutkannya di tahun depan.

Baca Juga: Belasan mobil mewah bermasalah ditemukan saat dilakukan razia pajak

Di sisi lain, penasihat senior Trump yakni Kellyanne Conway pekan ini mengungkapkan bahwa kesepakatan dagang memungkinkan dilakukan akhir tahun ini. Tentu saja kondisi membuat pelaku pasar geram dan mulai tidak percaya dengan segala ucapan orang nomor satu di AS tersebut. 

Alhasil, pelaku pasar mulai mengalihkan aset-asetnya ke instrumen yang minim risiko, karena ketidakpastian perang dagang kembali meningkat. Kondisi tersebut sukses membuat dolar AS lesu, termasuk terhadap rupiah. 

"Dolar AS mulai ditinggalkan dan ini membuat rupiah berpotensi melanjutkan penguatannya besok. Apalagi jika cadangan devisa yang dirilis besok bisa positif," ungkap Deddy, Kamis (5/12).

Baca Juga: 50 daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes: Hartono bersaudara tetap di posisi 1

Meskipun pelaku pasar cenderung meramalkan cadev November 2019 tertekan, namun hadirnya sentimen Trump mampu mengangkat kurs rupiah. Sebaliknya, jika rilis non farm payroll (NFP) AS yang dirilis besok cenderung positif maka ada rupiah juga berpeluang sedikit tertekan.

Deddy memperkirakan kurs rupiah besok akan menguat lagi. Adapun kisaran pergerakan rupiah, Jumat (6/12), diprediksi berada pada rentang Rp 14.040 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×