Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga acuannya rupanya masih berimbas positif terhadap pergerakan mata uang Garuda. Dalam penutupan perdagangan pekan ini, rupiah masih tercatat menguat tipis di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).
Di pasar spot, Jumat (17/3) rupiah tercatat menguat tipis 0,01% ke level Rp 13.345 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan jika mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia, mata uang Garuda terkoreksi sekitar 0,04% ke level Rp 13.342 per dollar AS.
Josua Pardede ekonom PT Bank Permata Tbk lebih melihat penguatan rupiah kali ini lebih disebabkan dari sentimen suku bunga AS. Berkat pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen yang cenderung dovish saat mengumumkan kenaikan suku bunga indeks dollar AS pun langsung mengalami koreksi.
Pelemahan dollar AS itu langsung direspon dengan penguatan rupiah. "The Fed masih merencanakan dua kali kenaikan suku bunga tetapi ekspektasi pasar kenaikannya bisa lebih dari itu sehingga dollar pun terkoreksi," paparnya.
Walaupun di awal sesi rupiah sempat mengalami pelemahan, tetapi menjelang penutupan mata uang Garuda berhasil kembali bangkit. Menurutnya kondisi domestik yang cukup positif juga cukup membantu mengembalikan pamor rupiah. Keputusan Bank Indonesia dan sokongan data ekonomi yang positif berhasil menahan penguatan dollar AS.
Ia memperkirakan tren penguatan masih akan berlanjut hingga pekan depan. Dengan kondisi yang minim data baik dari dalam maupun luar negeri diperkirakan sentimen positif domestik masih mampu mempertahankan penguatan rupiah terhadap greenback.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News