Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Analis optimistis pasar surat utang domestik sudah meninggalkan masa kelam. Lihat saja dana asing dalam Surat Berharga Negara (SBN) yang dapat diperdagangkan sudah masuk Rp 3,37 triliun periode 1 Oktober 2015 – 21 Oktober 2015.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, per 21 Oktober 2015, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 526,75 triliun.
Jumlah ini menggemuk dibandingkan dengan posisi akhir bulan September 2015 sebesar Rp 523,38 triliun.
Dari akhir September 2015 hingga 26 Oktober 2015, harga FR0070 bertambah 5,45% menjadi 98,588. Yield instrumen tersebut menyusut dari semula 9,512% menjadi 8,612%.
Ketika harga obligasi naik, yield instrumen ini akan meluncur. Sebaliknya, saat harga obligasi terkoreksi, yield-nya bakal bertambah.
Analis Infovesta Utama Praska Putrantyo berpendapat, pasar obligasi dalam negeri bakal melanjutkan pemulihan hingga pengujung tahun 2015.
Ia berpendapat, ketidakpastian global sudah mereda. Sebab, banyak orang memprediksi realisasi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat alias The Fed tidak akan terwujud di sisa tahun 2015 maupun tahun 2016.
Memang Bank Sentral Negeri Tirai Bambu atau People’s Bank of China (PBOC) kembali menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 4,35% akhir pekan lalu. Ini aksi pemangkasan suku bunga keenam sejak November 2014.
“Itu untuk menggenjot perekonomian. Sentimen negatif tidak ada lagi,” papar Praska.
Maklum, China merupakan mitra dagang utama Indonesia. Jika Negeri Tembok Besar itu goyang, Indonesia kerap terkena dampaknya.
Karena ketidakpastian tersebut sudah menghilang, Praska optimistis, kinclongnya data-data perekonomian dalam negeri dapat mendorong performa pasar surat utang Indonesia.
Ia memprediksi, kepemilikan asing di SBN yang dapat diperdagangkan berpeluang menembus Rp 530 triliun pada pengujung tahun 2015.
Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga menilai, kondisi pasar surat utang Indonesia memang lebih kondusif ketimbang situasi pada September 2015.
Namun, Desmon berpendapat, pasar masih rawan koreksi. Sebab, ketidakpastian rencana The Fed masih beredar.
“Kalau mereka menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps dampaknya kecil, kecuali di atas 1%,” ujar Desmon .
Namun, Desmon yakin, dana asing masih akan masuk ke pasar obligasi dalam negeri hingga pengujung tahun 2015. Sebab, tawaran yield Indonesia masih menarik. Apalagi inflasi dan suku bunga Tanah Air terkendali.
Desmon memprediksi, sepanjang tahun 2015, investor asing asing akan mencatat net buy sekitar Rp 70 triliun – Rp 75 triliun.
Adapun sejak awal tahun hingga 21 Oktober 2015, asing sudah mencetak net buy Rp 65,4 triliun.
“Prediksi saya akhir tahun nanti yield FR0070 akan berkisar 8,2% - 8,5%,” kata Desmon .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News