kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren bunga turun, pamor obligasi dan saham meningkat


Selasa, 20 Agustus 2019 / 20:06 WIB
Tren bunga turun, pamor obligasi dan saham meningkat
ILUSTRASI. Penurunan suku bunga acuan membuat aset-aset seperti obligasi dan saham lebih prospektif.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

Di kesempatan berbeda, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, akses bagi investor ritel untuk masuk ke pasar obligasi secara langsung relatif lebih sulit. Maka dari itu, investor demikian dapat memanfaatkan instrumen reksadana pendapatan tetap yang juga bisa memberikan kinerja positif akibat pemangkasan suku bunga acuan.

“Ketika suku bunga acuan turun, reksadana pendapatan tetap berpotensi memperoleh kenaikan kinerja rata-rata 8%--10%,” terangnya, Selasa (20/8).

Instrumen saham juga diuntungkan oleh pemangkasan suku bunga acuan. Hanya saja, perlu diingat bahwa pertumbuhan kinerja saham mesti ditelusuri dari sisi makro dan mikro.

Baca Juga: Manulife: Menyambut era suku bunga rendah, IHSG bisa ke 6.800

Dalam hal ini, kinerja suatu saham bisa saja terangkat akibat efek sentimen penurunan suku bunga terhadap kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Tapi di sisi lain, bukan tidak mungkin suatu saham belum bisa mengalami kenaikan harga secara signifikan karena faktor mikro seperti sektor industri tertentu ternyata tidak merasakan efek penurunan suku bunga acuan.

“Jadi pertumbuhan kinerja kelas aset saham baru bisa optimal kalau faktor makro dan mikronya bagus,” imbuh Alvin.

Rudiyanto menilai, kinerja pasar saham Indonesia kemungkinan baru akan meningkat signifikan tatkala muncul momentum penurunan suku bunga acuan untuk kedua kalinya, baik oleh BI maupun The Federal Reserves. Menurutnya, pemotongan suku bunga acuan sebanyak 25 bps lalu belum sepenuhnya berdampak optimal bagi sektor-sektor terkait.

“Penurunan suku bunga acuan masih bisa terjadi di akhir tahun atau di awal tahun depan,” ujarnya.

Baca Juga: Era bunga rendah, para pemburu imbal hasil bersiap masuk pasar obligasi Indonesia

Walau begitu, investor masih bisa membeli instrumen berbasis saham sejak dini karena prospeknya yang tergolong positif untuk jangka panjang. Justru, ketika pasar masih rentan risiko volatilitas, ini menjadi kesempatan besar bagi investor untuk berburu saham di harga yang relatif murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×