kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Transaksi saham MLBI capai Rp 12,4 Triliun


Kamis, 19 September 2013 / 06:08 WIB
Transaksi saham MLBI capai Rp 12,4 Triliun
ILUSTRASI. Air rebusan kunyit bisa membantu mengatasi asam urat tinggi.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Perdagangan saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) diwarnai aksi transaksi tutup sendiri alias crossing saham, kemarin (18/9). Nilai crossing saham tersebut cukup besar yaitu sekitar Rp 12,4 triliun.

Aksi yang berlangsung di pasar negosiasi itu menggunakan broker pelaksana Credit Suisse. Berdasarkan data RTI, transaksi itu dilaksanakan pada pukul 09.04 WIB. Total nilai transaksi sebanyak 31.647 lot di harga Rp 785.760 per saham. Transaksi crossing saham ini menjadi satu-satunya transaksi MLBI, kemarin. Akibat aksi itu, nilai transaksi Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 17,4 triliun.

Aksi ini disinyalir sebagai bagian dari pengambilalihan saham MLBI oleh produsen bir asal Belanda, Heineken International BV. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) MLBI, Juli lalu, menyetujui akuisisi saham itu. Akuisisi yang dimaksud adalah pembelian 75,10% saham MLBI dari Asia Pacific Breweries Limited (APB), pemegang saham utama MLBI. APB memiliki 15.823.570 unit saham MLBI atau 75,10% saham MLBI.

MLBI belum memberi penjelasan soal transaksi ini. Danny Chan, Direktur Keuangan MLBI, belum bisa dihubungi KONTAN.

Heineken sebelumnya telah memiliki saham MLBI, namun dimiliki secara tidak langsung. Heineken menguasai 100% saham APB, dengan membeli saham APB milik Fraser & Neave (F&N) asal Singapura. Dus, aksi ini tidak akan mengubah pengendali saham MLBI. Makanya, Heineken tak perlu menggelar penawaran tender (tender offer) .

Pindah nama

Thendra Chrisnanda, analis BNI Securities mengatakan, bisa jadi aksi crossing saham ini langkah strategis untuk akuisisi itu. Namun, harga transaksi di pasar negosiasi tidak bisa disebut sebagai harga akuisisi.

Menurut dia, transaksi ini pada dasarnya hanyalah pemindahan nama saja. Toh, pemilik mayoritas MLBI tetap Grup Heineken. "Crossing saham di pasar belum tentu mencerminkan perjanjian atau harga deal akuisisi. Ini untuk langkah memindahkan barang saja, sesuai dengan permintaan klien," kata Thendra.

Secara fundamental, MLBI memiliki prospek menarik. Dengan kepemilikan Heineken secara langsung, akuisisi ini menjadi katalis positif. Menurut Thendra, harga saham MLBI tidak bisa dilihat dari price to earning ratio (PER). Soalnya, PER 2013 MLBI sekitar 20,4 kali.

PER ini lebih murah ketimbang perusahaan makanan minuman lain, yang sebesar 30 kali. Meski PER masih murah, harga saham MLBI begitu tinggi. Kemarin, harga MLBI menyentuh Rp 1,34 juta per saham.

Maka itu, saham MLBI menjadi tidak likuid karena jarang ditransaksikan. Investor juga membutuhkan modal sangat besar untuk membeli saham MLBI. "Investor tidak hanya melihat dari sisi PER saja, tetapi dari prospek bisnis ke depan. MLBI memegang pasar minuman keras terbesar. Ini yang membuat prospeknya bagus," kata Thendra.

Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas menambahkan, akuisisi oleh Heineken tidak bisa menjadi pegangan bagi investor untuk membeli saham MLBI. Soalnya, saham ini rawan koreksi. "Saham MLBI tidak likuid dan volumenya sangat tipis," kata dia.

Dari kapitalisasi pasar, MLBI juga belum dominan. Kapitalisasi pasar MLBI hanya Rp 28 triliun atau mencerminkan 0,68% dari total kapitalisasi bursa. Akibatnya, menurut Thendra, aksi korporasi MLBI tak akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Jika transaksi pengambilalihan saham ini selesai, susunan pemegang saham MLBI akan berubah. Heineken International akan menggenggam 76,24% saham MLBI dan sisanya sebesar 23,76% dimiliki oleh masyarakat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×