Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Meskipun begitu, Lee Young Jun memperkirakan, target awal besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) operator telekomunikasi tahun 2020 dapat tercapai. Mengingat, peningkatan kualitas jaringan perlu terus dilakukan di tengah pandemi ini.
Meskipun begitu, operator telekomunikasi berpotensi menunda beberapa rencana capex yang tidak dapat dikejar, sambil mengalokasikan jumlah capex tersebut untuk investasi lainnya.
"Menurut operator, fiberisasi bisa ditunda, tetapi mereka akan fokus pada jumlah BTS dan microwave," kata dia.
Ia memprediksi, rasio capex terhadap pendapatan untuk TLKM, EXCL, dan ISAT adalah sebesar 27% dengan total capex Rp 51 triliun.
Baca Juga: Mayoritas pelanggan XL Axiata (EXCL) gunakan layanan data untuk streaming selama WFH
Dengan mempertimbangkan stabilnya bisnis telekomunikasi pada 2020, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan posisi overweight untuk sektor ini. Berdasarkan prakiraan barunya, return on equity (ROE) operator telekomunikasi (kecuali ISAT) pada 2020 berkisar 7,7%- 18,5% dengan pertumbuhan EBITDA -0,1% sampai dengan 5,0% dan margin 37,7%-48,9%.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan beli TLKM dengan target harga Rp 4.960 per saham. "Kami lebih suka TLKM daripada rekan-rekannya karena arus kasnya yang stabil, sebagian besar pelanggannya berasal dari kelompok berpenghasilan tinggi, dan kualitas jaringannya yang lebih baik," ungkap Lee Young Jun.
Meskipun begitu, Mirae Asset Sekuritas juga merekomendasikan beli EXCL dengan target harga Rp 3.720 per saham dan ISAT Rp 3.050 per saham. Per perdagangan Rabu (24/6), saham TLKM berada di posiai Rp 3.180 per saham, EXCL Rp 2.690, dan ISAT Rp 2.380 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News