Reporter: Riska Rahman | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) untuk mengubah fokus bisnisnya dari pelayaran ke pertambangan telah mendapat restu dari para pemegang saham. Lewat perubahan ini Trada Alam berharap tak lagi harus menanggung rugi.
TRAM juga baru saja memperoleh restu dari para pemegang sahamnya untuk menerbitkan saham baru lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue). Dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan tambang batubara PT Gunung Bara Utama (GBU) dan perusahaan jasa pertambangan PT SMR Utama Tbk (SMRU).
Pasca akuisisi nanti, bisnis pertambangan akan mengambil porsi sebesar 80% dari total usaha TRAM. Sedangkan bisnis pelayaran hanya memiliki porsi sebesar 20%.
Lewat perubahan fokus bisnis ini, TRAM yang dulunya bernama PT Trada Maritime Tbk ini berharap bisa memperoleh laba. "Kami harap dengan perubahan bisnis ini bisa memperoleh laba sebesar US$ 38 juta di 2018," ujar Direktur TRAM Ismail Mahruf, Selasa (7/11).
Laba tersebut bisa diperoleh jika kapasitas produksi batubara Trada Alam mencapai angka 3 juta hingga 4 juta ton per tahun dengan asumsi harga batubara bisa mencapai US$ 100 per ton di tahun 2018 nanti. Laba tersebut pun bisa dicapai jika harga kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di level Rp 13.325.
Terkait pendapatan, Direktur Utama TRAM Soebianto Hidayat menargetkan peralihan bisnis ke pertambangan ini bisa membuat perusahaannya memperoleh pendapatan berkisar US$ 300 juta hingga US$ 400 juta di 2018.
Berkat peralihan ini pun anggaran dana belanja modal (capital expenditure/capex) melonjak menjadi US$ 10 juta sampai US$ 15 juta di tahun 2018. "Capex ini nanti akan digunakan untuk keperluan pembangunan jalan dan infrastruktur tambang GBU yang terletak di Kalimantan Timur," papar Ismail.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News